Diabetes merupakan salah satu penyakit degeneratif yang penderitanya terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga perlu diwaspadai. Penyakit yang ditandai dengan lonjakan kadar gula darah melebihi batas normal ini dapat menjadi ancaman jika tidak segera ditangani. Pola hidup yang tidak sehat akan sangat berkontribusi terhadap kejadian diabetes. Parahnya, diabetes disebut-sebut sebagai the mother of disease yaitu induk dari segala penyakit dan juga the silent killer yang tak lain adalah penyakit yang dapat membunuh penderitanya namun gejalanya tak terlihat.
Satu dari banyak hal yang dikhawatirkan dari diabetes adalah terjadinya komplikasi. Komplikasi diabetes dapat menjalar ke beberapa bagian/organ tubuh, termasuk diantaranya kulit. Bahkan masalah tersebut terkadang merupakan pertanda awal seseorang menderita diabetes. Sebenarnya, beberapa masalah pada kulit ini adalah kondisi yang dapat diderita oleh siapapun, namun mereka yang mengidap diabetes akan berisiko lebih tinggi untuk terkena. Ulasan berikut ini akan lebih memperjelas Anda mengenai penyakit kulit akibat komplikasi diabetes.
1. Infeksi Bakteri
Infeksi yang umumnya menyerang kulit penderita diabetes adalah infeksi bakteri. Beberapa jenis infeksi bakteri yang dapat terjadi pada orang dengan diabetes antara lain:
- Infeksi pada kelenjar kelopak mata
- Bisul
- Infeksi pada folikel rambut
- Infeksi di sekitar kuku
- Infeksi di dalam kulit dan jaringan di bawahnya
Jaringan yang terkena infeksi biasanya akan meradang, terasa panas, bengkak, merah, dan terasa sakit. Terdapat beberapa organisme yang dapat menyebabkan bakteri, namun yang paling sering adalah jenis Staphylococcus.
2. Infeksi Jamur
Selain infeksi bakteri, infeksi jamur pun dapat berkembang di daerah kulit penderita diabetes. Infeksi jamur kerap kali disebabkan oleh Candida alibicans yang kemudian dapat membuat kulit menjadi gatal, merah, lembab, dan sedikit lecet. Infeksi jamur pada penderita diabetes sering terdapat pada bagian kulit yang lembab dan daerah lipatan kulit seperti di bawah payudara, di sekitar kuku, diantara jari-jari tangan dan jari-jari kaki, di sudut mulut, di ketiak, serta pangkal paha.
3. Acanthosis Nigricans
Acanthosis nigricans adalah kondisi kulit yang menghitam/berwarna coklat yang dapat muncul di sekitar leher, ketiak, selangkangan, tangan, siku, dan juga lutut. Acanthosis nigricans biasanya menyerang orang yang berat badannya berlebih, sehingga pengobatan yang terbaik adalah dengan menurunkan berat badan, walaupun pengobatan dengan krim juga dapat dilakukan.
4. Dermopathy Diabetes
Diabetes dapat menyebabkan perubahan dalam pembuluh darah kecil. Perubahan inilah yang kemudian menyebabkan dermopathy diabetes. Penyakit ini ditandai dengan bintik-bintik (lesi) coklat di kulit yang berbentuk oval ataupun melingkar. Dermopathy diabetes seringkali terjadi pada bagian depan kedua kaki dan cenderung menyerang pasien usia lanjut atau yang telah menderita diabetes selama 10-20 tahun.
5. Necrobiosis Lipoidica Diabeticorum (NLD)
Komplikasi penyakit kulit lainnya yang juga disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh darah adalah Necrobiosis Lipoidica Diabeticorum (NLD). NLD dapat menyebabkan munculnya bintik-bintik yang mirip seperti dermopathy diabetes, bedanya pada NLD bintik-bintik lebih sedikit, tetapi ukurannya lebih besar dan lesinya lebih dalam. NLD sering kali berawal dari lesi yang merah dan mengkilap. Kemudian dapat berubah menjadi seperti bekas luka, dan lama kelamaan pembuluh darah di bawah kulit dapat lebih terlihat. Terkadang NLD terasa gatal, sakit, atau bahkan lesinya dapat terbuka/pecah.
6. Reaksi Alergi
Reaksi alergi yang dirasakan pada kulit penderita diabetes dapat terjadi sebagai respon terhadap obat-obatan seperti insulin atau pil diabetes. Reaksi alergi dapat ditandai dengan ruam ataupun benjolan yang muncul di bagian tubuh yang menjadi tempat untuk injeksi insulin.
7. Diabetic Blisters (Bullosis Diabeticorum)
Diabetic blisters adalah luka lecet atau lesi yang melepuh akibat komplikasi diabetes. Hal ini sebenarnya jarang terjadi. Lecet ataupun lesi yang melepuh dapat timbul di daerah punggung jari, tangan, jari kaki, kaki, dan terkadang di lengan. Secara fisik, luka terlihat seperti lecet akibat terbakar, terkadang berukuran besar, namun tidak disertai dengan kemerahan di daerah sekitar lesi. Diabetic blisters dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar 3 minggu atau jika kadar gula darah kembali normal.
8. Eruptive Xanthomatosis
Eruptive Xanthomatosis adalah kondisi lain yang disebabkan oleh diabetes yang di luar kendali, yaitu akibat adanya peradangan pankreas dan biasanya terjadi pada penderita diabetes dengan resistensi insulin (diabetes tipe 1). Komplikasi ini ditandai dengan munculnya benjolan-benjolan kecil berwarna kuning kemerahan pada kulit. Kondisi yang demikian seringnya terdapat pada punggung tangan, kaki, lengan, dan pantat.
9. Digital Sclerosis
Terkadang, orang dengan diabetes berpotensi untuk memiliki komplikasi penyakit kulit digital sclerosis, yaitu kondisi kulit yang tebal, padat, dan tekstur kulit menyerupai lilin pada punggung tangan, jari kaki, dan dahinya. Gejala yang juga dirasakan adalah sendi jari menjadi kaku dan tidak dapat bergerak lagi seperti biasanya. Kondisi ini dapat terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1. Mereka yang mengalami digital sclerosis hanya dapat mengobatinya dengan cara mengontrol kadar gula darah agar kembali berada pada batas normal.
10. Disseminated Granuloma Annulare
Disseminated Granuloma Annulare merupakan komplikasi kulit akibat diabetes yang ditandai dengan ruam merah/coklat pada kulit di bagian telinga, dada, perut, jari, ataupun tangan. Komplikasi ini biasanya akan membentuk pola cincin. Dalam kebanyakan kasus, bercak tersebut akan dapat hilang dengan sendirinya, namun membutuhkan waktu yang cukup lama. (pf)