Perceraian merupakan hal yang sulit terlebih bagi anak – anak yang harus merasakan perceraian kedua orang tuanya. Anak – anak korban perceraian dapat mengalami stress ketika melihat akhir dari hubungan kedua orang tua mereka. Stress pada anak – anak korban perceraian dapat bertambah ketika beberapa dari mereka bahkan diminta untuk menjadi perantara perdamaian dari orang tua mereka yang bertengkar atau ketika beberapa anak – anak korban perceraian lainnya harus berhubungan dengan orang tua yang tidak dapat menjalankan tugas sehari – hari seperti membuat makan malam atau membantu anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah.
Stress yang berkepanjangan pada anak – anak korban perceraian dapat mempengaruhi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit atau gangguan psikologi seperti anxiety disorder (gangguan kecemasan berlebih) serta juga dapat membuat anak – anak berperilaku negatif yang dapat menimbulkan dampak berbahaya bagi anak. Sayangnya, pada tahap perkembangan anak, terutama pada usia anak yang lebih muda, mereka mengalami kesulitan dalam mengenali dan mengatakan ketika mereka sedang mengalami stress. Tapi, jika diperhatikan, orang tua dapat mengetahui kondisi stress pada anak melalui tanda dan gejala secara fisik, emosional, dan tingkah laku. Menurut Bailey, penulis buku Parenting Your Stressed Child, berikut ini merupakan tanda dan gejala yang umum ditemukan ketika anak mengalami stress:
- Sakit kepala
- Nyeri pada dada
- Sakit perut
- Lelah
- Cemas atau takut
- Menjauh dari orang di sekelilingnya (teman dan bahkan keluarga)
- Tidak tertarik atau tidak menikmati lagi aktivitas yang sebelumnya disukai seperti terlihat tidak bersemangat ketika bermain, menolak berpartisipasi dalam acara keluarga atau acara sekolah dan bahkan tidak ingin bersekolah lagi
- Perubahan mood dan kadang ketika marah, anak marah dengan tidak terkendali
- Kesulitan dalam berkonsentrasi
Anak – anak yang mengalami stress juga dapat mengalami regresi perkembangan atau kembali ke tahap perkembangan sebelumnya seperti menjadi mengompol atau sering menghisap jari, perubahan nafsu makan di mana anak bisa mengalami penurunan atau peningkatan nafsu makan secara drastis, serta sering mengalami mimpi buruk atau sering terbangun ketika tidur.
Banyak anak – anak yang menjadi korban perceraian kedua orang tua mereka mengalami stress yang tidak ditangani hingga mereka dewasa. Tetapi, sebenarnya orang tua dapat membantu mengurangi stress akibat perceraian pada anak – anak dengan mengenali stress pada anak serta dengan manajemen perilaku sesuai dengan tips yang diberikan oleh salah satu pakar keluarga dan perceraian, M. Gary Neuman, LMHC, seperti yang dilansir dalam WebMD.
- Tidak menjadikan anak sebagai seorang perantara komunikasi antara orang tua yang telah bercerai
Kesalahan pertama yang dilakukan orang tua yang bercerai kepada anaknya, menurut Neuman, disebabkan ketika banyak orang tua yang mencoba berkomunikasi dengan mantan pasangan melalui perantara anak mereka tetapi sebenarnya, hal ini dapat menyebabkan stress pada anak karena anak, secara tidak langsung dan secara tidak disadari, menjadi terpaksa harus menjadi seorang negosiator untuk menyelesaikan permasalahan yang belum tuntas di antara kedua orang tua mereka.
Orang tua yang telah bercerai, sebenarnya dapat berkomunikasi dengan mantan pasangan mereka melalui email, salah satu alat komunikasi yang bahkan juga dapat digunakan dalam kepentingan hukum. Tetapi, jika memutuskan untuk bertemu atau berkomunikasi melalui telepon, orang tua yang telah bercerai harus fokus pada apa yang ingin disampaikan dan tidak terpancing saat mantan pasangan mereka marah. Ketika mantan pasangan mereka marah, mereka dapat mengatakan bahwa mereka menghargai perasaan mantan pasangan tersebut tetapi mereka menelpon/ bertemu langsung dengan mantan pasangan mereka karena ingin mendiskusikan hal yang penting.
- Tidak menjadikan anak sebagai terapis
Sering kali, anak – anak dari korban perceraian adalah anak – anak yang sudah memasuki tahap remaja. Tahap remaja berbeda dengan tahap anak – anak karena pada tahap perkembangan ini, remaja menyukai ketika mereka merasa mempunyai kontrol. Tetapi ketika orang tua yang telah bercerai menjelaskan perceraian mereka atau perasaan negatif mereka terhadap mantan pasangan mereka dan ditambah dengan perasaan cemas anak ketika melihat perceraian kedua orang tuanya, hal ini secara tidak langsung dan tidak disadari, membuat anak merasa terpaksa untuk memahami kondisi orang tuanya. Tetapi, di sisi lain, anak sebenarnya masih membutuhkan figur orang tua untuk tempat bersandar mereka. Oleh karena itu, Neuman menyarankan, untuk mencegah kesalahan yang dilakukan orang tua yang bercerai ini, orang tua yang telah bercerai tetapi merasakan beban emosional setelah mengalami perceraian, mencari bantuan dari sumber eksternal seperti teman atau anggota keluarga yang sudah dewasa atau jika diperlukan, mereka dapat berkonsultasi dengan psikolog sehingga hal ini dapat menjaga hubungan antara orang tua yag telah bercerai dengan anak – anak mereka .
- Mencoba untuk memahami anak
Anak – anak membutuhkan perasaan bahwa mereka dipahami terlebih dipahami oleh kedua orang tua mereka. Sayangnya, peristiwa perceraian dapat membuat perasaan anak – anak ini menjadi kacau. Neuman menyarankan, untuk mencegah kesalahan yang dilakukan orang tua yang bercerai ini, orang tua mencoba untuk memahami apa yang ingin diutarakan oleh anak dan tidak memberitahukan hal negatif mengenai mantan pasangan karena bagaimanapun juga, mantan pasangan juga merupakan orang tua dari anak. Orang tua yang telah bercerai tidaklah harus mempunyai solusi atau mencoba mendikte apa yang harus anak pikirkan dan ketika mencoba memahami apa yang anak katakan, cobalah untuk memberikan respons yang sesuai dengan apa yang baru saja mereka katakan. Orang tua yang telah bercerai juga dapat memberikan saran bagi anak untuk menuliskan apa yang ingin mereka katakan terlebih pada mantan pasangan orang tua dan jika anak tersebut menginginkan, anak dapat memberikan catatan perasaannya tersebut kepada orang yang dituju sehingga mantan pasangan orang tua juga mempunyai kesempatan untuk memahami apa yang ingin dikatakan oleh anak – anak mereka .
- Hindari pertanyaan interogatif dan keras pada anak
Neuman menyarankan pada orang tua yang telah bercerai agar anak – anak diizinkan untuk menikmati satu hari bersama atau sebagian waktu liburan anak – anak dengan orang tua yang telah berpisah dari mereka. Tetapi, sayangnya, secara tidak sadar, ketika orang tua memberikan pertanyaan interogatif dan keras pada anak terkait liburan anak bersama orang tua yang telah berpisah dari anak, mereka telah melakukan lagi kesalahan yang dilakukan orang tua yang bercerai. Oleh karena itu, Neuman menyarankan, orang tua yang telah bercerai disarankan untuk menganggap apa yang anak – anak lakukan tersebut bagaikan liburan bersama paman atau bibi sehingga orang tua disarankan untuk menanyakan pada anak – anak mereka apakah anak – anak bersenang – senang selama menikmati liburan tersebut dan pertanyaan – pertanyaan umum lainnya.
- Memperbaiki luka yang telah ada pada anak
Banyak orang tua yang telah bercerai menyadari bahwa mereka, secara tidak disadari, telah melakukan kesalahan – kesalahan yang dilakukan orang tua yang bercerai kepada anaknya dan mereka ingin memperbaiki kesalahan tersebut dan menurut Neuman, hal itu dapat dilakukan karena anak – anak merupakan orang – orang yang secara luar biasa, dapat memaafkan kesalahan orang lain terkecuali ketika mereka telah berada dalam tahap remaja akhir (sekitar usia 17 – 18 tahun) di mana kemarahan mereka lebih mudah terpatri dalam ingatan mereka.
Neuman menambahkan bahwa orang tua yang telah bercerai dapat melakukan hal – hal ini untuk mencoba mengurangi atau memperbaiki luka akibat perceraian pada anak – anak mereka:
- Meminta maaf pada anak atas kesalahan yang telah diperbuat atau jika membutuhkan waktu lama bagi Anda untuk menyadari kesalahan Anda
- Beritahukan anak – anak apa kesalahan Anda dan Anda ingin mengubah/berhenti melakukan kesalahan tersebut
- Berikan kode atau sinyal pada anak yang dapat digunakan anak Anda ketika Anda mulai membicarakan hal – hal negatif mengenai mantan pasangan Anda dan kode atau sinyal tersebut menandakan bahwa Anda harus menghentikan pembicaraaan negatif Anda mengenai mantan pasangan Anda
Itulah 5 kesalahan yang dilakukan orang tua yang bercerai kepada anak. Tetapi, kelima kesalahan tersebut, yang dapat menimbulkan stress pada anak, dapat dicegah dengan mengetahui tanda dan gejala stress pada anak serta dengan memanajemen perilaku orang tua.
Anda dapat membaca artikel kesehatan menarik lainnya di website kesehatan.
Anda juga bisa mendapatkan alat kesehatan dengan harga terjangkau dengan mengklik link ini. (wm)