Anda pasti sudah tak asing lagi dengan penyakit maag bukan? Penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan produksi asam lambung, yang selanjutnya dapat menyebabkan iritasi pada lambung ini memang kerap kali menyerang berbagai kalangan masyarakat. Salah satu gejala khas dari penyakit maag adalah rasa nyeri atau perih pada ulu hati meskipun penderitanya baru saja selesai makan, mual, terkadang disertai dengan muntah serta perut kembung. Gejala ini memang cukup mengganggu aktivitas penderitanya. Tetapi lain halnya jika rasa perih hanya terjadi sebelum makan atau di saat lapar kemudian hilang setelah makan, maka dapat dikatakan seseorang belum menderita sakit maag. Kondisi tersebut biasanya hanya terjadi karena faktor produksi asam lambung yang berlebihan.
Secara umum sakit maag atau yang dalam istilah medis disebut dengan Dispepsia, dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu sakit maag fungsional dan sakit maag organik. Maag fungsional (dispepsia fungsional) terjadi apabila pada pemeriksaan lebih lanjut dengan menggunakan endoskopi (teropong saluran pencernaan atas) tidak didapatkan kelainan secara anatomi. Sedangkan maag organik (dispepsia organik) terjadi apabila pada pemeriksaan lebih lanjut dengan endoskopi didapatkan kelainan secara anatomi, seperti luka dalam atau luka lecet pada kerongkongan, lambung, atau usus dua belas jari, polip pada kerongkongan, lambung, atau usus dua belas jari, serta kanker pada organ pencernaan tersebut.
Penderita Maag Sebaiknya Puasa atau Tidak?
Penyakit maag memang identik dengan pola makan yang tidak teratur/sering terlambat makan, sering konsumsi makanan/minuman yang dapat meningkatkan asam lambung, dan juga stress. Oleh karenanya pengaturan pola makan yang baik akan sangat membantu penyembuhan penyakit maag. Terkait dengan pola makan, bagaimana jika sudah memasuki bulan puasa dan penderita maag ingin menjalankan puasa? Apakah akan menyembuhkan atau malah semakin memperparah maag yang diderita?
Sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak, sebaiknya penderita maag berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter mengenai penyakit maag yang dideritanya. Saat berpuasa, asam lambung akan meningkat setelah lebih dari enam jam perut kosong sehingga kondisi tersebut dapat menyebabkan gejala sakit maag datang. Tetapi pengaturan makanan yang baik merupakan salah satu langkah tepat untuk mencegah timbulnya masalah lambung dalam berpuasa. Dari kedua jenis penyakit maag, penderita maag fungsional masih dinilai aman untuk berpuasa, bahkan dengan berpuasa keluhan sakit maagnya akan berkurang. Namun, pada penderita maag organik puasa dikhawatirkan dapat memperberat kondisi sakit lambungnya, apalagi jika tidak segera diobati sehingga lebih baik jika konsultasi dahulu kepada dokter.
Bagi penderita maag yang tetap ingin berpuasa terapkanlah 7 tips sehat ini agar puasa lancar dan keluhan maag pun dapat berkurang:
- Pada saat sahur, pilih makanan yang dapat dicerna dengan lambat. Tujuannya agar rasa kenyang dapat bertahan lebih lama.
- Saat berbuka puasa, segerankanlah berbuka. Mulailah dengan mengkonsumsi makanan dengan porsi yang kecil setelah itu barulah mengkonsumsi makanan kompleks. Konsumsi makanan lebih baik diatur dengan cara mengkonsumsinya dalam porsi yang kecil namun sering dibandingkan dengan sekaligus makan dengan porsi besar.
- Konsumsi jenis makanan yang memiliki kandungan serat, kalium, karbohidrat, dan magnesium, misalnya kurma dan kacang almond serta pisang. Jenis makanan ini sangat baik untuk tubuh ketika berpuasa.
- Cukupi kebutuhan air putih setiap harinya dengan mengkonsumsi sekitar 1,5 – 2 liter per hari (setara dengan 8 – 12 gelas) atau dapat disesuaikan kembali dengan aktivitas dan lingkungan Anda.
- Hindari makanan yang banyak mengandung gas dan terlalu banyak serat, antara lain jenis sayuran tertentu seperti sawi dan kol, jenis buah-buahan tertentu seperti nangka dan pisang ambon, makanan berserat tertentu seperti kedondong ataupun buah yang dikeringkan. Hindari pula jenis makanan berlemak (kue tar, cokelat, gorengan, dan keju), makanan yang secara langsung dapat merusak dinding lambung (makanan yang mengandung cuka, makanan pedas, dan merica), dan beberapa sumber karbohidrat seperti beras ketan, mi, bihun, jagung, dodol, ubi singkong, dan talas.
- Hindari konsumsi minuman yang mengandung gas seperti minuman bersoda, ataupun minuman yang dapat merangsang pengeluaran asam lambung seperti kopi, minuman beralkohol, anggur putih, sari buah citrus, atau susu full cream.
- Penderita maag juga diharapkan untuk menghindari tidur setelah sahur karena langsung tidur setelah makan dapat meningkatkan sekresi asam lambung dan gerak peristaltik pankreas.
(pf)