Cara Membaca Hasil Rekam Jantung Dengan Alat EKG – Alat EKG sering juga disebut sebagai rekam jantung. Alat ini menghasilkan suatu gelombang jantung yang tercetak dalam sebuah kertas. Banyak sekali orang awam yang tidak bisa membaca hasil ini bahkan bukan hanya orang awam profesional kesehatan yang tidak familiar dengan alat ini juga akan kesulitan untuk membaca hasil rekam jantung.
Anda bisa membaca rekam jantung asalkan anda memahami prinsipnya. Pertama sebelum membaca hasil anda harus tau bagaimana menghitung kotak yang ada di kertas EKG. Caranya adalah dengan memperhatikan garis vertikal dan horizontal yang tercetak di kertas. Garis ini akan menunjukkan gambaran EKG dalam keadaan normal atau tidak. Garis vertikal merupakan garis yang menggambarkan voltase sedangkan garis horizontal akan menggambarkan waktu. Garis vertikal dalam satu kotak kecil bernilai 0,1 mV dan 0,5 untuk satu kotak besar sedangkan garis horizontal bernilai 0,04 detik untuk satu kotak kecil dan 0,2 detik untuk satu kotak besar. Perhitungan tersebut menggunakan kalibrasi 10 mm.
Anda bisa membaca rekam jantung asalkan anda memahami prinsipnya. Terdapat tujuh kriteria untuk mengintepretasikan hasil EKG. Kriteria tersebut terdiri dari frekuensi (heart rate), gelombang P (P Wave), Irama (rhytm), Jarak P-QRS (PR Interval), Segmen S-T, Kompleks QRS dan gelombang T (T wave).
Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung merupakan jumlah denyut jantung selama waktu satu menit. Ada beberapa cara untuk menentukan hasil EKG. Beberapa rumus yang bisa dipakai antara lain HR = 1500 / x atau HR = 300 / y. Cara lainnya juga bisa dilakukan dengan menentukan Lead II panjang atau gunakan rumus HR = Jumlah QRS x 10.
Irama Jantung
Irama sinus atau irama jantung normal adalah irama yang berasal dari impuls. Impuls tersebut dicetuskan oleh Nodus Sa yang berada dekat muara Vena Cava Superior jantung tepatnya di atrium kanan. Irama harus teratur dimana jarak antar gelombang sama dan teratur. Anda bisa membandingkan gelombang R untuk menentukan irama jantung. Jika jumlah kotak yang dilewati oleh gelombang R sama maka akan terlihat bahwa irama jantung teratur.
Gelombang P
Gelombang P merupakan representasi depolarisasi atrium. Gelombang ini dikatakan normal jika memiliki tingga kurang dari 0,3 mV dan lebar kurang dari 0,12 detik. Gelombang P yang normal juga selalu positif di lead II dan negatif pada aVR.
Kompleks QRS
Kompleks QRS terdiri dari gelombang Q, gelombang R dan gelombang S. Ini merupakan representasi depolarisasi ventrikel. Ia dikatakan normal jika memiliki lebar 0.06 hingga 0,12 detik serta memiliki tinggi yang tergantung lead.
Gelombang T
Gelombang T merupakan representasi repolarisasi ventrikel. Gelombang T dinilai normal jika positif pada semua lead kecuali untuk aVR dan gelombang ini dinilai inverted jika negatif di lead kecuali aVR. Gelombang T yang inverted menjadi tanda adanya iskemik.
Segmen S-T
Segmen S-T merupakan garis akhir dari kompleks QRS yang diawali gelombang T. Segmen S-T menjadi representasi akhir depolarisasi hingga awal repolarisasi ventrikel. Segmen S-T dikatakan normal jika berada pada garis isoelektrik, jika diatas garis ini berarti elevasi dan jika berada dibawah garis berarti depresi. Keadaan elevasi menunjukkan adanya infark miokard dan depresi menunjukkan adanya iskemik.
Interval PR
Interval PR merupakan jarak antara awal gelombang P hingga awal kompleks QRS. Interval PR yang normal berkisar antara 0,12 hingga 0, 20 detik. Jika interval ini memanjang berarti menunjukkan adanya blokade impuls. Anda perlu memperhatikan interval ini apakah normal atau memanjang.
Anda bisa menemukan alat rekam jantung di toko kami medicalogy yang menyediakan beragam alat kesehatan murah dengan kualitas unggulan. Tersedia pula alat kesehatan sederhana seperti termometer, First Aid Kit dan lainnya yang menunjuang kesehatan anda selama di rumah.(dwy)