Infeksi Sekunder dari Jarum Suntik adalah hal yang patut kita waspadai di layanan rumah sakit. Baik obat atau cairan tubuh yang terkena jarum suntik terinfeksi bila masuk ke tubuh seseorang bisa menjadi bahaya bagi kesehatannya. Hal ini menyebabkan pengetahuan akan infeksi sekunder dari jarum suntik dan cara mencegahnya menjadi hal yang wajib kita ketahui baik itu sebagai profesional medis ataupun sebagai pengguna layanan medis.
Jarum suntik merupakan perlengkapan medis yang sehari – hari digunakan di layanan kesehatan. Jarum suntik ini berguna pada proses :
- Pengambilan sampel darah dan atau jaringan di tubuh pasien
- Pemberian atau pemasangan obat, vaksin, infus dan sediaan farmasi lainnya ke dalam tubuh pasien.
- Pencampuran/dispensing obat intravena
Hampir setiap pasien rawat inap pasti pernah merasakan disuntik, bahkan dapat dikatakan setiap orang pasti pernah disuntik. Tapi tahukah Anda bahwa jarum suntik bekas yang dipakai di rumah sakit atau di manapun merupakan salah satu limbah infeksius yang berbahaya? Pasien rawat inap cukup rentan terkena infeksi sekunder, salah satunya dapat berasal dari penanganan limbah jarum suntik yang tidak tepat. Jarum suntik bawaan dari pabrik, steril dan bersifat sekali pakai. Artinya, setelah satu kali digunakan, harus langsung dimusnahkan, meskipun digunakan pada orang yang sama. Prinsipnya adalah jarum suntik harus dalam keadaan steril ketika masuk ke dalam jaringan tubuh pasien.
Sampah jarum suntik termasuk limbah infeksius yang memerlukan penanganan khusus. Cara terbaik memusnahkannya ketika selesai dipakai adalah dengan insinerasi, yaitu pemusnahan dengan pembakaran pada suhu sangat tinggi. Di rumah sakit, biasanya tersedia alat insinerator ukuran besar. Tetapi cara ini dikenal cukup high cost dan sebaiknya dilakukan sekalian, artinya seluruh jarum suntik di rumah sakit atau layanan kesehatan harus dikumpulkan terlebih dahulu, baru kemudian dimusnahkan. Sementara, limbah infeksius seperti jarum suntik sebaiknya diupayakan seminimal mungkin mengalami perpindahan/transfer, karena beresiko terjadi infeksi selama proses transfer tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut, penggunaan alat penghancur jarum suntik sangat berguna. Alat penghancur jarum suntik (needle smelter) bekerja dengan memanaskan jarum suntik hingga menjadi debu dalam hitungan detik lalu mensterilkan debu tersebut dalam cartridge. Sistem kerja alat penghancur jarum suntik lebih mudah dan ekonomis daripada hazard container. Alat penghancur jarum suntik dapat memusnahkan hingga 4.000 jarum suntik 16 g – 30 g per hari. Debu jarum akan terkumpul dalam cartridge sehingga aman dan mudah dibuang. Kapasitas cartridge-nya yaitu 2.000 – 3.000 jarum suntik. Debu hasil pemusnahan pun sudah steril karena telah mengalami pemanasan super tinggi. Hal terpenting dari penggunaan alat penghancur jarum suntik adalah keamanan dan dan nilai ekonomisnya bila dibandingkan hazard container.
Alat penghancur jarum suntik Neotop seperti yang tersedia di website medicalogy, dapat mensterilkan jarum suntik bekas penggunaan pada infeksi MRSA, HIV, Hepatitis B/C, dan AIDS dengan pelelehan jarum seketika. Karena alatnya yang portabel, alat ini sangat mudah disimpan dan digunakan di ruang gawat darurat, ruang tindakan, atau ruang perawatan.