Hematokrit (Ht) merupakan presentasi dari hasil pengukuran seluruh jumlah eritrosit yang telah dipisahkan dari plasma darah yang dilakukan dengan memutarnya pada tabung khusus dalam waktu dan juga kecepatan tertentu. Hematokrit berasal dari bahasa Yunani dimana Hema berarti darah dan krite berarti menggukur. Jadi jika secara harfiah hematokrit adalah pengukuran darah atau penilaian darah.
Tujuan Hematokrit
Hematokrit yang dilakukan bertujuan untuk mengukur jumlah sel darah merah. Kenapa dilakukanya pengukuran? Tentu pertanyaan itu akan muncul dibenak. Pengukuran ini dilakukan karena ada kecurigaan timbulnya penyakit yang bisa mengganggu sel darah merah yang berlebihan ataupun kurangnya sel darah merah. Berikut ini beberapa contoh penyakit yang menyebabkan terganggunya hematokrit menurun maupun naik:
- Hematokrit turun atau hemodilusi
- Pneumonia
- Keurangan sel darah merah atau anemia
- Perlemakan hati
- hemolisis
- Berlebihannya konsumsi air
- Gagal jantung
- Sirosis hati
Baca juga : Pentingnya Cek Kadar Gula Darah
Ambang bahaya dari turunya hematokrit adalah Ht menunjukkan kurang dari 15 %
- Hematokrit naik atau hemokonsentrasi
- Kekurangan cairan atau dehidrasi
- Luka bakar
- Diabetes melitus
- Polistemia
- Diare
- Penyakit Addison
Ambang bahaya dari naiknya hematokrit adalah Ht menunjukkan lebih dari 60 %
Secara kasar hematokrit biasanya dihitung dengan mengalikan hemoglobin menjadi 3 kali lipatnya, namun nilai normal hematokrit adalah:
- Pria dewasa 40 % hingga 54 %
- Wanita dewasa 37 % hingga 47 %
- Wanita hamil 30 % hingga 46 %
- Anak 31 % hingga 45 %
- Batita 35 % hingga 44 %
- Bayi 29 % hingga 54 %
Pemeriksaan Hematokrit
Untuk melakukan pemeriksaan hematokrit, sampel darah diambil dari pembuluh darah vena atau pembuluh darah kapiler. Tentu saja jarum suntik digunakan untuk mengambil sempel darah tersebut. Sempel darah yang telah diambil dari pembuluh darah vena kemudian disimpan dalam tempat khusus, kemudian di uji menggunakan alat yang dinamakan dengan sentrifus. Sentrifus merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan partikulat padat dalam cair, salah satunya untuk hematokrit dan biasa disebut sentrifus hematokrit. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara sentrifugasi dimana darah yang telah diletakkan dalam sentrifus akan diputar dengan kecepatan yang tinggi. Komponen darah lain dan juga darah merah akan terpisah dengan cara sentrifugasi ini.
Pasien yang ingin memeriksakan hematokritnya dengan sentrifus hematokrit tidak memerlukan persiapan yang khusus. Umumnya saat proses pengambilan sempel darah akan terasa nyeri, namun itu sangat aman dan nyeri akan cepat hilang. Meskipun terbilang aman, namun bisa juga menyebabkan komplikasi yang tidak diinginkan seperti darah yang masuk dalam kulit atau memar, pendarahan yang sulit berhenti atau infeksi. Tapi kejadian seperti itu jarang terjadi, jadi anda tidak perlu takut untuk memeriksakan hematokrit anda.
Baca juga : Atasi Phobia Jarum Suntik
Hasil tes hematokrit bisa saja terpengaruh bukan hanya karena penyakit yang diderita yang menyebabkan turun atau naiknya nilai hematokrit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil dari pemeriksaan hematokrit adalah:
- Kecepatan pada alat sentrifus
Semakin tinggi kecepatan dari sentrifus hematokrit maka semakin cepat pula terjadinya pengendapan terhadap eritrosit. Begitu pula dengan sebaliknya, akan semakin lambat terjadinya pengendapan eritrosit jika kecepatan sentrifus rendah. Pengaruh kecepatan ini bisa dilihat dari hasil pengujian, akan terjadi perbedaan yang bermakna jika kecepatanya tidak sama.
- Waktu sentrifugasi
Selain kecepatan, waktu juga perpengaruh terhadap hasil pemeriksaan hematokrit. Semakin lama proses sentrifugasi maka hasil yang akan diperoleh akan semakin akurat.
- Kesalahan pemeriksaan
Kesalahan dalam pemeriksaan juga mungkin terjadi pada tes hematokrit. Sumber dari kesalahan pemeriksaan ini adalah:
- Tahap pra analtik
Hasil pemeriksaan dapat dipengaruhi pada saat pengambilan sampel darah, ujung jari yang basah karena alkohol bisa jadi penyebabnya.
- Tahap analtik
Pada tahap ini kesalahan bisa terjadi karena sentrifus hematokrit yang digunakan mungkin kurang bersih. Selain itu sampel juga bisa menjadi penyebab terjadinya kesalahan, misalnya saja sampel tidak segera dilakukan pengujian atau sampel ternyata membeku. Bisa juga saat pembacaan skala, tenaga penganalisis tidak cermat.
- Tahap pasca analtik
Kesalahan yang terjadi pada tahap ini biasanya karena terjadinya kesalahan penulisan.(dwi)