Cantik dan menarik bukan? Anda tentu tidak akan menyangka bahwa kedua gadis ini dulunya ada laki – laki. Penampilan mereka yang modis dan menawan menyimpan kisah pergolakan gender selama bertahun – tahun. Kisah ini layak disimak untuk memberikan sudut pandang tersendiri terhadap kondisi transgender.
Jamie dan Chloe, dua orang saudara laki – laki ini tumbuh dewasa menjadi wanita. Keduanya bersaudara namun berbeda ayah. Jamie dan Daniel O’Herlihy tumbuh dalam pergolakan gender dalam dirinya namun keduanya tidak dapat membicarakannya satu sama lain. Keduanya mengalami gejolak tersebut sendirian.
Sedari kecil, keduanya gemar menggunakan rok dan bermain boneka tetapi selama bertahun – tahun keduanya tidak memberi tahu ke siapapun termasuk antar mereka mengenai besarnya pergolakan gender yang terjadi dalam diri mereka. Hingga pada akhirnya mereka saling terbuka satu sama lain dan menemukan bahwa keduanya sedang mengalami masalah yang sama.
Jamie menceritakan bahwa begitu banyak kenangan masa kecil di mana mereka mengenakan T – shirt di kepala mereka seolah – olah itu adalah rambut mereka yang panjang, atau mengenakannya sebagai rok. Tetapi ketika mereka kembali ke sekolah dan melihat bahwa teman – teman sebayanya tidak melakukan hal yang sama, mereka menyimpan hal tersebut sebagai rahasia.
Jamie kemudian menjadi gay pada usia 14 dan Chloe melakukannya 2 tahun kemudian pada usia 13 tahun. Pada usia 16 tahun, Jamie mulai mengenakan pakaian wanita. Sementara itu, Chloe memanjangkan rambutnya dan mulai berdandan seperti wanita. Dia mengatakan “Saya selalu senang menjadi wanita”
Kedua bersaudara ini mengalami kecemasan dan depresi yang disembunyikannya. Hingga pada suatu ketika keduanya kemudian mendiskusikan perasaannya satu sama lain dan kemudian menyampaikannya kepada teman dan keluarga.
Jamie : “Kamu sangat feminine dan menawan. Apa menurutmu kamu transgender?”
Chloe : “Ya, mungkin saja”
Jamie : “Sepertinya saya juga”
Percakapan ini sangat emosional bagi keduanya. Mereka duduk dan berbicara selama berjam – jam hingga kemudian saling mendukung satu sama lain. Mereka menyampaikan hal ini kepada ibu mereka, Sarah, yang akhirnya mendukung mereka. Sarah menyatakan “Saya tidak merasa kehilangan anak, kita masih sama, dan tentu saja lebih bahagia”
Jamie menambahkan “Saya pikir kami tidak terpengaruh atau mempengaruhi orang lain, kami memang terlahir seperti ini. Tetapi menyenangkan karena kami dapat menjalani ini bersama sebagai saudara. Chloe menjadi pendukung terbesar saya dan kami berdua saling membantu. Jamie kini bekerja sebagai bartender sedangkan Chloe adalah pelajar di bidang tata rambut. Chloe menambahkan “Sangat aneh memang di mana kami mengalami hal yang sama dan berpikir hal yang sama tetapi tidak pernah saling membicarakannya dahulu”
Keduanya kini memiliki identitas baru sebagai perempuan, yaitu Jamie (namanya tidak diganti, 23 tahun) dan Chloe (Dulu : Daniel, 20 tahun). Daniel mengganti namanya menjadi Chloe karena nama itu pernah diminta Daniel kepada mamanya sewaktu mamanya sedang mengandung Chloe. Kini keduanya sedang bersiap menjalani terapi penggantian hormon dan operasi penggantian kelamin.
Bagaimana pendapat Anda mengenai kondisi dan pilihan hidup keduanya?