Rasa lelah dapat menjadi ‘pembunuh’ produktivitas, terutama lelah yang tidak juga hilang selama berhari-hari. Berbagai macam hal sudah dilakukan, dimulai dari meningkatkan waktu tidur, kembali mengatur pola makan, hingga pijat refleksi dan penggunaan obat-obatan tradisional. Tetapi mengapa rasa lelah tak kunjung pergi? Jika Anda mengalami gejala tersebut, waspadalah, karena mungkin saja Anda sedang mengalami anemia. Pada artikel ini, Medicalogy akan membahas mengenai apa itu anemia, apa penyebabnya, dan apa yang perlu dilakukan jika Anda menderita anemia.
Apa itu Anemia?
Anemia adalah suatu kondisi di mana terjadi ketika jumlah sel darah merah berkurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan oksigen tubuh. Anemia dapat terjadi karena banyak hal, mulai dari kekurangan nutrisi tertentu -seperti zat besi, vitamin B12, atau asam folat-, pendarahan dalam jumlah banyak misalnya akibat luka di saluran cerna atau infeksi cacing, leukemia, kelainan ginjal, kelainan hati, hipotiroidisme, hingga talasemia. Di antara semua penyebab di atas, paling sering ditemukan kasus anemia akibat defisiensi zat besi. Anemia jenis ini dapat ditemukan pada 8,8% populasi di seluruh dunia. Meskipun beragam penyebabnya, gejala anemia pada umumnya mirip satu sama lain. Jaringan tubuh seperti otak dan otot yang tidak mendapatkan cukup oksigen dapat menurun fungsinya, sehingga menimbulkan gejala umum seperti rasa lemas, lelah, tidak enak badan, dan konsentrasi menurun. Bahkan, anemia yang lebih berat dapat menimbulkan napas menjadi pendek dan meningkatkan denyut jantung.
Merasa lelah berkepanjangan bukan merupakan indikator bahwa Anda pasti mengidap anemia. Diperlukan diagnosis yang tepat dari tenaga kesehatan mengenai gejala yang dialami agar penanganannya pun tepat. Namun, apabila Anda sudah terdiagnosis anemia tenanglah terlebih dahulu, karena secara umum gejala anemia tidak berbahaya meskipun dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Tentu saja Anda tidak ingin merasa lemas dalam sebuah meeting penting, atau melakukan kesalahan karena penurunan konsentrasi akibat anemia, bukan? Untuk mencegahnya, maka carilah penanganan khusus terhadap anemia yang Anda derita.
Penanganan anemia sangat bergantung kepada penyebab dan tingkat keparahan penyakit yang diderita. Oleh karenanya, diagnosis yang tepat mengenai penyebab dan tingkat keparahan anemia sangat diperlukan. Untuk hal ini, disarankan agar Anda berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di sekitar Anda. Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dapat ditangani dengan suplemen zat besi. Biasanya, digunakan suplemen dalam bentuk tablet sehingga dapat dengan mudah diminum. Namun pada beberapa kondisi dapat pula digunakan suplemen zat besi dalam bentuk injeksi. Begitu pula jika anemia disebabkan oleh kekurangan asam folat atau vitamin B12, Anda akan memerlukan suplemennya agar dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan nutrisi. Bagi penderita anemia yang disebabkan oleh pendarahan harus menangani penyebab pendarahannya. Penyebab pendarahan yang sering ditemukan misalnya menstruasi pada wanita serta luka pada saluran cerna akibat cacingan atau maag. Penting mengetahui penyebab pendarahan sehingga dapat mentargetkan terapi yang tepat. Contoh anemia lain dapat disebabkan oleh kelainan ginjal dengan terapi utamanya menggunakan injeksi eritropoietin, yaitu hormon pemicu pembentukan sel darah merah.
Selain dilihat dari penyebabnya, tingkat keparahan anemia juga perlu diperhatikan untuk menentukan terapi yang tepat. Tingkat keparahannya diklasifikasikan oleh WHO berdasarkan kadar hemoglobin pada darah seperti dapat dilihat pada tabel di bawah.
Klasifikasi tingkat keparahan anemia berdasarkan usia dan jenis kelamin
Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein yang membawa gas-gas respirasi – seperti oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh dan karbon dioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru untuk dikeluarkan. Protein ini terdapat di dalam sel darah merah, oleh karenanya ketika seseorang mengalami anemia kadar hemoglobin pun ikut menurun. Penurunan kadar hemoglobin ini dapat dijadikan cara mendeteksi anemia, dengan menggunakan alat khusus yaitu Hb (hemoglobin) meter.
Hb meter dapat digunakan untuk mengecek status kesehatan seseorang secara umum, mendiagnosa penyakit terkait Hb seperti anemia, serta memonitor perkembangan penyakit tersebut. Jika kadar hemoglobin terukur di bawah batas normal, terdapat kemungkinan Anda mengalami anemia. Sebaliknya, jika kadar hemoglobin terukur di atas batas normal, dapat mengindikasikan kondisi lain seperti polisitemia vera, adanya kelainan paru-paru, dehidrasi misalnya akibat luka bakar atau olahraga ekstrem, hidup di pegunungan, atau perokok berat. Setelah mendapatkan hasil diagnosis dan terapi yang dianjurkan oleh tenaga medis, Anda bersama tenaga medis dapat memonitor terapi yang diterapkan juga dengan menggunakan Hb meter. Jika tidak terlihat perubahan pada kadar hemoglobin setelah terapi, pengobatan dapat diubah untuk mencapai target terapi Anda. Selain itu, Hb meter juga dapat digunakan sebelum donor darah untuk memastikan kadar hemoglobin pada darah donor berada dalam rentang normal. Rentang normal kadar hemoglobin seorang pria dewasa bekisar 13.8-18.0 g/dL, sedangkan untuk wanita 12.1-15.1 g/dL.
Jenis – jenis Hb meter
Saat ini, sudah terdapat Hb meter dalam bentuk portabel yang mudah digunakan di mana pun Anda berada. Alat ini terdiri atas 2 komponen, yaitu alat pengukur digital dan strip uji. Dalam pengukuran, diperlukan kedua komponen tersebut untuk mendapat hasil. Cara menggunakannya cukup mudah, yaitu dengan membersihkan kulit menggunakan desinfektan pada bagian yang akan diambil darahnya, kemudian menusuk bagian tersebut dengan lanset. Jari yang ditusuk ditekan-tekan hingga darah keluar, kemudian darah disentuhkan ke arah ujung strip sehingga darah bergerak menuju daerah reaksi. Alat kemudian akan mengukur kadar hemoglobin pada darah Anda dan menunjukkan hasilnya dengan segera.
Apa saja yang perlu Anda siapkan pada saat akan menggunakan Hb meter tersebut? Selain Hb meter dan strip ujinya, dalam proses pengukuran kadar hemoglobin juga dibutuhkan beberapa peralatan lain seperti alkohol 70% dan kapas untuk membersihkan kulit pada daerah yang akan ditusuk, serta lanset atau jarum steril untuk menusuk. Oleh karena itu, saat akan menggunakan Hb meter jangan lupa untuk juga menyiapkan peralatan tersebut. Mungkin Anda juga akan bertanya-tanya, apakah Anda perlu berpuasa sebelum melakukan uji dengan menggunakan Hb meter. Jika tujuan pengujian hanya untuk mengetahui kadar hemoglobin pada darah, maka Anda tidak perlu berpuasa. Akan tetapi, jika Anda menggunakan alat multifungsi yang dapat mengukur hemoglobin bersamaan dengan pengukuran parameter lainnya, misalnya kadar kolesterol darah, maka Anda mungkin perlu berpuasa.
Jika Anda mendapati hasil pengukuran kadar Hb darah Anda di bawah normal, ada kemungkinan Anda mengidap anemia. Namun, perbaikan anemia akibat terapi dapat terlihat dengan peningkatan kadar Hb dibandingkan dengan sebelum terapi. Sebaliknya, jika hasil pengukuran kadar Hb darah Anda berada di atas normal, coba perhatikan lingkungan tempat tinggal Anda terlebih dahulu. Apakah Anda hidup di tempat tinggi seperti pegunungan? Seseorang yang hidup di tempat tinggi memang memiliki kadar Hb yang lebih tinggi. Namun jika Anda tidak hidup di ketinggian, kadar Hb tinggi dapat disebabkan oleh polisitemia vera, kelainan paru-paru, dehidrasi, atau kebiasaan merokok.
Sudahkah Anda memonitor kadar Hb darah Anda? Medicalogy menyediakan Alat Cek Hb kualitas terbaik. Cek sekarang untuk mempertahankan produktivitasmu. Salam sehat! (Ajc)