Sepsis adalah kondisi medis yang disebabkan oleh respons tubuh terhadap infeksi yang sudah menyebar secara luas dan parah. Ini merupakan keadaan darurat medis yang yang dapat mengancam jiwa. Sepsis muncul ketika tubuh merespons infeksi secara ekstrem, jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan peradangan sistemik, kerusakan pada sistem organ, bahkan kematian.
Ketika seseorang mengalami infeksi, sistem imun akan berusaha melawannya, namun terkadang sistem imun berhenti melawan infeksi dan mulai merusak jaringan dan organ normal, sehingga terjadi peradangan yang meluas ke seluruh tubuh. Infeksi bisa disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit, dan dalam banyak kasus, infeksi yang sederhana bisa berkembang menjadi sepsis. Sepsis sulit didiagnosis secara akurat karena merupakan sindrom klinis yang beragam dan tidak ada standar acuan diagnosis.
Berdasarkan penelitian Septimus (2020), di Amerika Serikat, sepsis dianggap sebagai penyebab kematian pasien rawat inap yang paling umum, yang memengaruhi 1,7 juta orang dewasa per tahun dan berkontribusi terhadap 270.000 kematian. Secara global diperkirakan ada 49 juta kasus sepsis pada tahun 2017. Angka kejadian dan mortalitas sepsis bervariasi secara signifikan berdasarkan wilayah tertentu. Sepsis lebih umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua, dengan insidensi meningkat setiap tahun setelah berusia 65 tahun.
Sepsis dapat menyerang siapa saja, tetapi orang dengan infeksi apapun terutama bakteremia memiliki resiko yang sangat tinggi. Adapun orang-orang yang lebih rentan terkena sepsis meliputi, orang dengan sistem imun yang lemah seperti penderita HIV/AIDS, kanker, atau pengguna imunosupresan, lansia atau bayi, penderita penyakit kronis seperti diabetes, penyakit ginjal, atau penyakit paru-paru kronis, dan orang yang mengalami trauma atau luka besar, seperti luka bakar atau cedera akibat kecelakaan.
Bagaimana Infeksi Memicu Sepsis?
Sepsis umumnya dimulai dari infeksi di salah satu bagian tubuh. Infeksi tersebut bisa berasal dari pneumonia, infeksi saluran kemih, luka yang terinfeksi, dan infeksi pada saluran pencernaan. Saat patogen seperti bakteri, virus, atau jamur menginfeksi tubuh, sistem kekebalan tubuh akan merespons untuk melawan patogen tersebut. Namun, pada kasus sepsis, sistem kekebalan tubuh merespons secara berlebihan. Respons berlebihan ini menyebabkan pelepasan bahan kimia ke dalam aliran darah yang memicu peradangan luas, sehingga terjadi pembekuan darah kecil di seluruh tubuh dan merusak jaringan sehat. Berikut ini tiga tahap terjadinya sepsis:
Infeksi Awal: Infeksi yang tidak tertangani dengan baik atau tidak segera diobati berisiko berkembang. Infeksi bakteri adalah penyebab utama sepsis, tetapi infeksi virus, seperti influenza dan COVID-19, juga bisa memicu sepsis.
Respons Imun Berlebihan: Pada kondisi normal, respons imun terhadap infeksi bertujuan membatasi penyebaran infeksi. Namun, pada sepsis, respons imun tidak terkendali, menyebabkan kerusakan organ dan jaringan yang bukan bagian dari infeksi awal.
Gangguan Fungsi Organ: Jika tidak segera ditangani, sepsis dapat menyebabkan disfungsi organ yang disebut syok septik. Dalam kondisi ini, tekanan darah turun drastis, aliran darah ke organ-organ vital terganggu, dan dapat menyebabkan kegagalan organ seperti ginjal, hati, jantung, atau paru-paru.
Apa Saja Gejala Sepsis?
Sepsis dapat memengaruhi banyak area tubuh yang berbeda. Jika infeksi seperti septicemia maka akan muncul ruam sepsis pada kulit. Gejala umum lainnya berupa, demam tinggi atau hipotermia (suhu tubuh rendah), detak jantung dan pernapasan cepat, tekanan darah rendah, kebingungan, pusing, atau kesadaran yang menurun, kesulitan bernapas atau sesak napas, dan kulit yang pucat atau berkeringat. Sepsis yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi syok septik, yang ditandai dengan penurunan tekanan darah yang mengancam nyawa dan kegagalan organ.
Bagaimana Cara Mencegah dan Menangani Sepsis?
- Pencegahan Infeksi: Langkah terbaik untuk mencegah sepsis adalah dengan mengendalikan infeksi sejak dini. Beberapa cara mencegah infeksi meliputi vaksinasi, menjaga kebersihan tangan, serta perawatan luka dan infeksi secara tepat.
- Penanganan Dini: Jika seseorang menunjukkan gejala sepsis, penanganan medis harus segera dilakukan. Perawatan biasanya melibatkan antibiotik untuk melawan infeksi, cairan intravena untuk menjaga tekanan darah, serta dukungan organ vital.
- Pengawasan Intensif: Pasien dengan sepsis sering kali memerlukan perawatan intensif di rumah sakit, termasuk pemantauan fungsi organ dan terapi oksigen.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sepsis adalah kondisi medis serius yang bisa dipicu oleh berbagai jenis infeksi. Penting untuk memahami bahwa infeksi yang awalnya ringan atau terbatas bisa berkembang menjadi sepsis jika tidak diobati dengan benar. Kesadaran terhadap gejala sepsis dan penanganan infeksi yang tepat adalah kunci untuk mencegah terjadinya komplikasi serius akibat sepsis. Mengambil tindakan cepat dan efektif bisa menyelamatkan nyawa, terutama pada kelompok rentan yang berisiko lebih tinggi terkena kondisi ini.