Apakah Anda ingin membatasi jumlah kelahiran? Atau ingin mengatur jarak kelahiran anak? Mengontrol kehamilan adalah pilihan yang tepat untuk menjawab keinginan tersebut. Dalam kenyataannya mengontrol kehamilan terkadang tidaklah semudah yang diinginkan. Anda pun perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti tingkat keefektifan, keterjangkauan biaya, kenyamanan penggunaan, dll. Ternyata tak melulu harus minum pil ataupun melakukan injeksi (suntik) untuk mencegah kehamilan. Ada banyak pilihan yang dapat Anda pertimbangkan agar kehamilan dapat terkontrol. Apa saja?
1. Penggunaan Kondom
Kondom adalah suatu alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan ataupun mencegah penularan Penyakit Menular Seksual (PMS) pada saat berhubungan intim. Terdapat dua jenis kondom, yaitu kondom pria dan kondom wanita. Kondom pria terbuat dari bahan lateks, berfungsi untuk mencegah sperma masuk ke dalam tubuh wanita. Sedangkan kondom wanita berupa sebuah kantung plastik tipis yang digunakan untuk melapisi vagina. Baik kondom pria maupun kondom wanita dapat diperoleh dengan mudah. Selain itu kondom wanita dapat menjaga panas tubuh lebih baik dibandingkan kondom pria. Namun, kondom pria hanya efektif jika digunakan dengan benar, dan sebanyak 21% pengguna kondom wanita dapat tetap hamil. Kondom wanita pun tidak dapat digunakan bersamaan dengan kondom pria.
2. Spermisida
Spermisida adalah seperangkat alat yang mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma. Bentuknya seperti busa, jelly, atau krim yang dalam penggunaannya dapat ditempatkan di dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida merupakan salah satu jenis pengontrol kehamilan yang paling sering digunakan bersamaan dengan alat kontrasepsi lain. Alat ini memang mudah digunakan dan murah. Tetapi jika terlalu sering menggunakannya maka akan dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi dan infeksi, dapat meningkatkan risiko PMS, dan sebanyak 29% pengguna spermisida dapat tetap hamil.
3. Spiral
Spiral merupakan suatu alat berbentuk lengkungan dan terbuat dari karet yang dapat ditempatkan di atas leher rahim sebelum berhubungan intim. Spiral biasanya digunakan bersamaan dengan spermisida. Alat ini lebih dapat bekerja lebih efektif dibandingkan dengan kondom pria. Spiral terbilang murah dan jika digunakan dapat bertahan selama 2 tahun. Pemasangan spiral harus dilakukan oleh dokter. Hanya 16% dari pengguna spiral yang dapat tetap hamil.
4. Pil KB
Istilah pil KB pasti sudah tak asing lagi di kalangan masyarakat. Pil KB memang kerap kali digunakan oleh beberapa wanita untuk mengontrol kehamilan karena terdapat kandungan hormon estrogen dan progesteron yang dapat mencegah terjadinya pembuahan. Jika seseorang mengkonsumsi pil KB sesuai jadwal maka obat ini akan sangat efektif mencegah kehamilan. Pil KB tersedia dalam berbagai jenis, murah, dan tidak menyebabkan terjadinya kram. Namun mengkonsumsi pil KB dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti nyeri pada payudara, bercak, dan peningkatan tekanan darah.
5. KB Suntik
Selain pil KB, mengontrol kehamilan juga dapat dilakukan dengan KB suntik. KB suntik dilakukan dengan cara menyuntikkan hormon ke dalam tubuh untuk mencegah kehamilan selama tiga bulan. Beberapa pasangan menyebutkan bahwa penggunaan KB suntik lebih efektif dibandingkan dengan pil KB. Hanya sebanyak 3% saja dari pengguna KB suntik yang dapat hamil dalam setahun. Penggunaannya pun hanya sebanyak 4 kali per tahunnya. Disamping keefektifannya, KB suntik dikenal lebih mahal, dapat menyebabkan bercak dan menimbulkan beberapa efek samping.
6. Implan
Bentuk implan mirip seperti batang korek api. Implan ditempatkan di bawah kulit di bagian lengan atas. Alat ini dapat mengontrol kesuburan dengan cara membuat lapisan rahim menipis dan menebalkan lendir pada leher mulut rahim. Jika dibandingkan dengan KB suntik, implan jauh lebih efektif. Penggunaannya tahan hingga 3 tahun. Namun demikian, implan cukup mahal dan dapat menyebabkan efek samping termasuk pendarahan yang menjadi tidak teratur.
7. IUD
IUD atau Intra Uterine Device adalah alat kontrasepsi yang berbentuk seperti huruf T dan terbuat dari bahan plastik. IUD ditempatkan di rahim dan pemasangannya harus dilakukan oleh dokter. Alat ini dapat mencegah pembuahan sel telur dengan efektif. Penggunaan IUD dapat bertahan lama dan tidak memerlukan pemeliharaan khusus. Namun sama halnya seperti implan, IUD tergolong mahal dan dapat menimbulkan efek samping.
8. Metode Ligasi Tuba
Jika pasangan suami istri sudah yakin tidak menginginkan kehadiran buah hati ataupun tidak ingin menambah jumlah keturunan maka metode ligasi tuba adalah salah satu pilihan yang tepat. Ligasi tuba dapat mencegah kehamilan secara permanen dengan cara menutup saluran tuba fallopi oleh sebuah tabung (hasilnya seperti memotong dan mengikat saluran tuba fallopi). Alat ini dapat mencegah sel telur keluar dari indung telur. Ligasi tuba dinilai sangat efektif dibandingkan cara lain, namun dalam aplikasinya ligasi tuba memerlukan operasi sehingga mahal dan tidak reversibel.
9. Cincin Vagina
Cincin vagina adalah sebuah alat yang bentuknya menyerupai cincin dan terbuat dari plastik lunak yang dapat dipakai di dalam vagina. Cincin ini akan melepaskan hormon yang sama seperti pil KB sehingga tingkat keefektifannya pun sama dengan pil KB. Alat ini hanya perlu diganti sebulan sekali saja. Walaupun demikian, cincin vagina harganya lebih mahal dan dapat menyebabkan iritasi pada vagina.
10. Spon Pengontrol Kehamilan
Spon pengontrol kehamilan terbuat dari busa dan mengandung spermisida di dalamnya. Alat ini dapat diletakkan di serviks 24 jam sebelum berhubungan. Dalam penggunaannya spon ini memiliki tingkat kegagalan 16% untuk wanita yang belum memiliki anak dan 32% untuk wanita yang sudah pernah melahirkan. Namun, cara pemasangan alat ini cukup sulit dan tidak dapat digunakan saat sedang datang bulan.
11. Cap Serviks
Bentuknya mirip seperti spiral tetapi ukurannya lebih kecil. Cap serviks dapat diletakkan di dekat serviks untuk mencegah sperma masuk ke dalam rahim. Alat ini juga biasa digunakan bersama dengan spermisida. Cap serviks memiliki tingkat kegagalan 15% untuk wanita yang belum memiliki anak dan 30% untuk wanita yang sudah pernah melahirkan. Harga cap serviks cukup terjangkau dan dapat digunakan selama 48 jam. Tetapi dalam penggunaannya memerlukan bantuan dokter dan tidak dapat digunakan selama beberapa periode.
12. Vasektomi
Selain kondom, vasektomi adalah satu-satunya pilihan berkontrasepsi yang tersedia untuk pria. Vasektomi adalah suatu prosedur operasi yang bertujuan untuk menutup vas deferens (tabung yang membawa sperma dari testis melalui sistem reproduksi) sehingga alur transportasi sperma akan terhambat dan tidak terjadi proses fertilisasi. Vasektomi dapat mencegah pembuahan secara permanen dan hampir 100% efektif. Namun untuk menjalankannya membutuhkan operasi dan hanya diperuntukkan bagi pasangan yang tidak ingin memiliki anak lagi.
Itulah beberapa pilihan untuk mengontrol kehamilan Anda. Jika ditinjau dari efektivitasnya implan, IUD, vasektomi, dan metode ligasi tuba memiliki tingkat efetivitas 99%, disusul oleh KB suntik (97%), pil KB dan cincin vagina (92-95%). Sementara kondom, spiral, cap serviks, dan spon pengontrol kehamilan hanya memiliki tingkat keefektifan sekitar 84-89%. (pf)