Jarum suntik adalah salah satu alat medis yang sering digunakan oleh tenaga kesehatan baik itu dokter, perawat, maupun bidan dalam menangani pasiennya sehari-hari. Alat ini memang hanya untuk sekali pakai saja, sehingga setelah digunakan akan langsung menjadi limbah medis. Dapat dibayangkan bukan, jika setiap harinya tenaga kesehatan baik dari rumah sakit, puskesmas, ataupun tempat pelayanan kesehatan lainnya menggunakan lebih dari satu jarum suntik, maka akan terdapat berapa banyak limbah jarum suntik dalam sehari, sebulan, bahkan satu tahun? Lalu kemanakah jarum-jarum suntik tersebut setelah digunakan?
Selama ini mungkin banyak tenaga kesehatan yang langsung membuang jarum suntik bekas pakai dengan cara memasukkan ke dalam kantong kemudian menguburnya. Tentu saja hal tersebut bukanlah solusi yang baik, karena jarum yang telah menjadi limbah itu masih dapat mengandung kuman dan virus berbahaya yang tidak langsung hilang setelah dikubur. Dan lagi, limbah jarum suntik tersebut tidak dapat langsung hancur di dalam tanah, sehingga cara yang demikian akan memunculkan masalah baru.
Karena langkah tersebut tidak aman, kemudian muncul ide baru untuk menangani limbah jarum ini, yaitu dengan cara memasukkannya ke dalam insinerator. Insinerator adalah suatu alat atau mesin untuk membakar limbah domestik, limbah medis, ataupun limbah industri dengan menggunakan teknologi pembakaran yang didesain sedemikian rupa dan temperatur tertentu sehingga dapat menghasilkan sisa pembakaran yang sangat minim.
Namun cara ini masih dinilai tidak efisien, karena ternyata insinerator memerlukan tempat khusus dan energi yang besar. Disamping itu alat ini juga tidak mampu mencapai titik lebur jarum suntik. Dibutuhkan suhu sebesar 1.200 derajat celcius untuk menjadikan jarum yang terbuat dari stainless steel ke bentuk serbuk. Oleh karena itu, harus dicari alat yang mampu membakar jarum ini hingga titik lebur namun tetap hemat energi dan efisien.
Berawal dari hal tersebut, akhirnya seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ir. Hariadi MT, merancang suatu alat yang lebih praktis dibandingkan insinerator. Alat ini kemudian dinamakan Syringe Shredder SS-500, sebuah alat penghancur jarum suntik bekas pakai yang dapat dibawa kemana saja (portable) dengan tenaga motor listrik sebesar 100 watt. Keunggulan dari alat ini adalah memanfaatkan panas yang tinggi akibat gesekan pada prosesnya sehingga dapat menghasilkan serbuk halus yang steril, mudah untuk ditangani, aman, cepat, dengan konsumsi energi listrik yang cukup kecil, dan mudah untuk dioperasikan.
Jika dibandingkan dengan insinerator, Syringe Shredder SS-500 dinilai dapat bekerja lebih cepat. Dengan dimensi alat 250 x 120 x 200 mm3 dan bahan berupa alumunium cor, hard nylon, dan stainless steel, alat ini mampu menghancurkan sebuah jarum suntik menjadi serbuk berukuran 0,005 mikron hanya dalam waktu paling lama 10 detik saja, cukup dengan cara memasukkan jarum pada lubang pelurus. Sedangkan botol penampungnya mampu menadahi hingga 300 jarum suntik serbuk. Tentunya, serbuk yang berhasil dihancurkan merupakan serbuk yang sudah steril. Dengan alat ini, selain jarum yang dapat melebur, kuman yang berada di dalamnya pun akan ikut mati akibat suhu tinggi tersebut.
Alat penghancur jarum suntik Syringe Shredder SS-500 sudah terdaftar dengan nomor paten S0020050055 dan diproduksi oleh Medinas. Penemuan ini telah menciptakan solusi yang aman, praktis, dan hemat biaya untuk menangani limbah jarum suntik, termasuk didalamnya penanggulangan penyebaran virus berbahaya. (pf)