Kelembapan Udara – hal yang sering diabaikan orang dan baru diperhatikan ketika sudah terjadi kasus penyakit yang terkait pernapasan.
Lingkungan sangat berpengaruh pada eksistensi makhluk hidup. Segala fenomena lingkungan turut “mengatur” dan “mengubah” proses dalam tubuh makhluk hidup agar makhluk hidup dapat “berfungsi” dengan baik. Proses “mengatur” dan “mengubah” proses dalam tubuh makhluk hidup adalah sesuatu yang disebut dengan adaptasi.
Makhluk hidup mempertahankan eksistensinya dengan beradaptasi dengan lingkungan sekitar – melalui serangkai proses menerima dan merespon yang sudah terprogram pada tubuh kita. Setiap fenomena yang terjadi di sekeliling kita akan diterima, diproses, lalu direspon sebaik mungkin oleh tubuh kita, sehingga terjadi keseimbangan dalam tubuh dan kesesuaian kondisi tubuh dengan lingkungan sekitar.
Makhluk hidup mempertahankan eksistensi dengan menerima dan merespon sebagai bentuk adaptasi
Suhu dan banyaknya cahaya matahari adalah beberapa contoh fenomena lingkungan yang turut memancing perubahan dan “pengaturan ulang” bagi tubuh kita. Misal, saat cuaca panas, pembuluh darah dalam tubuh anda akan cenderung melebar dan mendekati permukaan kulit agar dapat mengalirkan panas keluar dari tubuh sehingga anda tidak mengalami overheating karena pada dasarnya setiap pergerakan anda menghasilkan panas. Karena pembuluh darah lebih mendekat ke permukaan, maka anda akan menemukan warna kulit yang agak kemerahan.
Selain suhu dan cahaya matahari, hal lain yang dapat “mengutak-atik” fungsi tubuh anda adalah kelembapan udara, yang mungkin jarang terlintas di pikiran anda. Sebenarnya apakah kelembapan udara itu?
Kelembapan udara (relative humidity) adalah satuan untuk menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara. Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka semakin lembab udara tersebut. Kelembapan udara dinyatakan dalam persen (%) dan rentang kelembapan udara dalam ruangan (indoor) yang dianggap ideal adalah 40-60% tergantung dimana anda tinggal. Biasanya angka 45% dianggap sebagai angka yang paling ideal bagi kelembapan udara indoor. Tanpa anda sadari, anda pasti mengenali sensasi lembab dan kering dari lingkungan di sekitar anda. Sensasi lembab biasanya akan anda rasakan apabila anda berada di dalam sebuah ruangan yang jendelanya sedikit, sehingga sirkulasi udara kurang lancar dan sinar matahari tidak dapat masuk. Pada ruangan yang lembab, anda bisa menemukan bercak-bercak pada dinding atau warna karpet yang memudar dan kaca yang dipenuhi uap-uap air. Lawan dari sensasi lembab adalah kering, yang anda dapat rasakan ketika anda berada dalam ruangan ber-AC dalam waktu lama. Pada rumah yang tingkat kelembapannya rendah, anda dapat menemukan wallpaper dinding yang ujung-ujungnya mengelupas dan tanaman-tanaman yang mengering walaupun tidak jarang disiram. Kadang, anda juga bisa merasakan sensasi tersetrum oleh gagang pintu atau benda logam lainnya saat udara di ruangan anda kering.
Fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar kita selalu memengaruhi fungsi tubuh kita, seperti halnya kelembapan udara. Kelembapan yang terlalu rendah sama berbahayanya dengan kelembapan udara yang terlalu tinggi bagi kondisi tubuh kita. Kira-kira apa saja bahayanya, ya?
Kelembaban rendah : Resiko flu dan batuk lebih tinggi!
Jika anda adalah seorang pegawai kantoran yang bekerja di dalam ruangan dengan air conditioner, anda berisiko besar terpapar udara kering setiap hari. Udara kering ini akan sangat anda rasakan apabila kelembapan udara berada di bawah 30%. Kondisi ini dapat diperparah dengan musim hujan, karena pada musim hujan, kelembapan udara outdoor akan menurun sehingga kelembapan udara indoor, yang umumnya selalu lebih rendah dibandingkan kelembapan udara outdoor, akan ikut menurun. Lalu, apa implikasinya terhadap kesehatan kita?
Anda tentu familiar dengan salah satu pelajaran IPA sekolah dasar tentang mekanisme penguapan. Penguapan adalah peristiwa berubahnya benda cair menjadi gas secara spontan, seperti berubahnya air menjadi uap air. Peristiwa penguapan ini yang akan memengaruhi kesehatan kita.
Normalnya, bagian dalam hidung, rongga mulut, dan tenggorokan kita dilapisi oleh lapisan mukosa (berwarna merah muda, seperti yang ada di dalam mulut anda), yang diluarnya dilapisi oleh lendir. Maka, normalnya, rongga hidung dan mulut tidak kering, melainkan sedikit berair. Saat udara di sekitar anda kering, penguapan lendir-lendir ini cenderung terjadi lebih cepat karena kandungan uap air di udara sedikit, sehingga “mempersilakan” lebih banyak uap air untuk masuk. Penguapan lendir yang cepat ini tidak diimbangi dengan produksi lendir yang cepat sehingga kondisi lapisan mukosa kering.
Lendir itu sendiri bukannya tidak memiliki fungsi apapun. Lendir berfungsi menangkap debu-debu, bakteri, virus, dan organisme lainnya yang terhirup atau tertelan sehingga tidak masuk lebih jauh ke dalam tubuh. Selain itu, lendir juga mengandung immunoglobulin yang membantu tubuh untuk mengenali benda asing sehingga benda asing, seperti mikroorganisme, bisa lebih mudah ditangkap dan dihancurkan. Tidak heran, ketika keadaan hidung kering, anda akan lebih mudah terkena flu dan batuk, juga sinusitis dan rhinitis, apalagi bagi anda yang memiliki riwayat alergi. Selain itu, ternyata beberapa penelitian menunjukan bahwa virus influenza dapat hidup lebih lama pada udara berkelembapan rendah. Hal ini juga menjawab fenomena ‘musim hujan adalah musim batuk dan pilek’, bukan?
Trivia: ternyata asal muasal kata influenza berasal dari Bahasa Italia, influenza di freddo, yang dalam bahasa Inggris berarti influence of the cold (pengaruh cuaca dingin)!
Hal ini juga berlaku untuk organ lain yang dilapisi cairan, seperti mata. Mata kita juga dilapisi oleh cairan untuk menangkap debu-debu dan mikroorganisme dan untuk melumaskan gerakan bola mata. Dengan terjadinya fenomena penguapan, mata akan menjadi kering, perih, dan merah karena kurangnya cairan yang melapisi luar bola mata.
Kelembapan tinggi: risiko infeksi pernapasan juga lebih tinggi!
Memang, dalam hidup lebih bagus yang pas-pas saja – tidak berlebihan dan tidak kekurangan, sama halnya seperti kelembapan udara. Kelembapan udara rendah menyebabkan iritasi pernapasan karena kekurangan lendir untuk menangkap debu dan mikroorganisme, sementara kelembapan udara yang tinggi membantu pertumbuhan mikroorganisme pada lingkungan sekitar.
Sebagai contoh, anda pasti sudah familiar dengan pengetahuan bahwa jamur mudah tumbuh pada daerah yang lembab – nah, ternyata bukan jamur yang besar-besar saja yang suka dengan udara lembab, jamur-jamur mikroskopis yang menyebabkan penyakit juga suka dengan udara lembab. Bagaimana cara mengetahui bahwa rumah anda menyimpan bibit-bibit jamur? Mudah, cukup lihat tembok-tembok di sekitar rumah anda. Apabila terdapat perubahan warna pada cat rumah anda atau ada bercak-bercak pada tembok, besar kemungkinan rumah anda telah di invasi oleh jamur, apalagi jika anda merasa rumah anda kurang terpapar sinar matahari. Jamur ini akan menghasilkan spora yang kemudian bebas lepas di udara dan apabila terhirup mampu menimbulkan infeksi saluran pernapasan.
Selain jamur, makhluk hidup lain yang suka dengan suasana lembab adalah tungau. Tungau atau yang biasa dikenal juga sebagai kutu debu sering hidup di kasur, selimut, atau karpet yang jarang dicuci dan dibersihkan. Selain dapat menginfeksi kulit dan menimbulkan gatal, tungau juga dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Loh, bagaimana bisa?
Sama seperti makhluk hidup lainnya, tungau juga mengeluarkan tinja. Nah, tinja tungau ini apabila terhirup, bisa menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Lalu bagaimana solusinya?
Pertama-tama, anda harus mendapatkan kepastian apakah anda berada dalam ruangan yang kering atau lembab. Untuk mengetahuinya, anda bisa menggunakan alat ukur kelembapan udara.
Kedua, jika ruangan terbukti memiliki kelembapan tinggi (lembab), anda bisa menambahkan alat dehumidifier pada ruangan tersebut yang berfungsi menyaring uap air dari udara sehingga udara yang dihasilkan mesin mengandung uap air yang lebih sedikit.
Ketiga, apabila ruangan terbuktu memiliki kelembapan rendah (kering), anda dapat melengkapi ruangan tersebut dengan humidifier ruangan. Humidifier ruangan berfungsi menambahkan uap air pada udara sekitar. Caranya mudah, anda tinggal memasukan minyak aromaterapi atau air pada tabung yang tersedia pada alat tersebut dan secara otomatis alat tersebut akan mengubah minyak atau air tersebut menjadi uap air, lalu melepaskannya ke udara sekitar. Terdapat berbagai jenis humidifier yang beredar di pasaran, biasanya harganya bervariasi tergantung ukuran dan kapasitasnya menghasilkan uap air – ada humidifier yang bisa menguapkan air untuk ruangan kecil dan ada yang dapat menghasilkan uap air untuk ruangan yang lebih besar.
Bagi anda yang menghabiskan waktu di ruang lingkup dengan air conditioner dan ingin memiliki kualitas udara yang lebih baik, anda bisa coba melihat-lihat humidifier di medicalogy.com. Kami menyediakan alat cek kelembapan udara dan humidifier yang biasanya dipakai berbarengan, tentu saja dengan harga yang friendly (humidifier on promo now!) dan kesempatan untuk mengajukan penawaran harga, khususnya untuk anda yang ingin memesan atas nama instansi. Mari wujudkan lingkungan yang menunjang kesehatan bersama medicalogy.com! (Ad)