Pemilihan jarum serta benang merupakan dua hal yang penting bagi petugas medis pada saat melakukan operasi karena tiap pasien memerlukan benang dan jarum yang berbeda-beda. Penggunaan jarum yang tepat pada saat operasi dapat mencegah terjadinya trauma pada pasien, selain itu pemilihan benang operasi juga penting karena benang operasi merupakan bahan asing yang juga akan mempengaruhi proses penyembuhan luka. Pemilihan jarum dan benang operasi tergantungpada karakteristik, prosedur operasi yang digunkana, anatomi tubuh yang dioperasi serta disesuaikan juga dengan pengalaman dan kebutuhan tim medis yang melakukan tindakan operasi.
Jarum operasi memiliki dua bentuk yaitu bentuk jarum yang melengkung dan lurus. Jarum yang bentuknya lurus dapat digunakan tanpa bantuan alat, sedangkan penggunaan jarum yang berbentuk melengkung memerlukan alat untuk memegangnya. Jarum yang berbentuk lengkungan ini memiliki dua tipe :
- Jarum cutting, digunakan untuk menjahit kulit. Memiliki tip yang sangat tajam sehingga memudahkan proses penjahitan pada bagian kulit.
- Jarum tapered, mempunyai tip yang panjang dengan bentuk yang agak halus dan tidak memberikan trauma pada jaringan, pembuluh darah dan saluran cerna.
Selain memiliki berbagai jenis, jarum operasi juga tersedia dalam berbagai ukuran. Semakin besar benang yang digunakan maka jarum yang digunakan pun juga semakin besar. Ukuran jarum bedah sama dengan ukuran yang ada pada jarum suntik, semakin besar angkanya maka semakin kecil ukuran jarumnya. Kisaran ukuran jarum bedah mulai dari 00 (paling besar, digunakan untuk menutup dinding abdomen) sampai 10-0 (yang paking kecil, digunakan untuk anastomoses mikrovaskuler- ukurannya seperti rambut manusia). Ukuran jarum bedah yang biasa digunakan berkisar antara 3.0-5.0.
Jarum dengan ukuran 5.0-6.0 cocok digunakan apabila pembedahan dilakukan di bagian wajah yang tidak meninggalkan bekas luka, sedangkan pada bagian tubuh yang tidak terlalu terlihat dapat menggunakan benang berukuran 3.0-4.0, karena semakin besar ukurannya membuat proses menjahit menjadi lebih mudah dan lebih kuat.
Bahan yanng digunakan untuk membuat jarum bedah adalah bahan stainless steel kualitas tinggi, kemudian dibuat sekecil mungkin dengan kekuataan jarum yang kuat, dapat dipasang atau tidak mudah bergerak saat digunakan dengan alat pemegang jarum, memiliki ketajaman yang dapat menembus jaringan maupun kulit dengan resistensi minimal, steril dan tidak korosif.
Benang bedah atau sering disebut juga dengan stitches, merupakan benang yang steril, digunakan untuk memperbaiki bagian tubuh yang mengalami luka dan juga untuk menutup bagian tubuh setelah tindakan operasi. Benang operasi digunakan oleh tenaga medis seperti dokter bedah untuk menahan kulit, organ dalam, pembukuh darah dan jaringan lain pada tubuh untuk kembali menyatu lagi setelah terjadinya kecelakaan ataupun operasi.
Seperti halnya jarum bedah yang memiliki jenis yang bervariasi, benang bedah pun memiliki variasi jenis dengan penggunaan yang berbeda-beda pula. Benang bedah yang ideal harus memiliki sifat yang kuat, tidak beracun dan hipoalergenik, serta fleksibel. Selain itu, benang bedah juga harus dapat menahan masuknya cairan tubuh dari luar, yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Benang bedah merupakan benda asing bagi tubuh sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi reaksi terhadap jaringan. Semakin kecil diamter benang yang digunakan maka semakin kecil juga reaksi yang diberikan oleh jaringan selam proses operasi.
Ragam benang bedah. Benang bedah diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu benang yang dapat diabsorbsi dan benang yang tidak dapat diabsorbsi. Bisa juga diklasifikasikan berdasarkan pada konstruksi atau bahan dasarnya, yaitu terbuat monofilamen atau multifilamen, coating provided, sifat absorbsinya dan bahan pembuatnya bisa sintetik maupun alami. Benang bedah juga bisa diklasifikasikan berdasarkan cara penggunaannya, misalnya benang bedah untuk kardiovaskular, bedah mata, bedah ortopedi dan lainnya.
Berikut ini adalah klasifikasi benang bedah berdasarkan pada sifat bahan penyusunnya :
- Benang bedah yang tidak diabsorbsi
Jenis benang ini akan terus berada pada bagian tubuh yang dilakukan tindakan operasi. Benang ini iharus diambil kembali dari tubuh setelah luka pasca operasi sudah kembali normal atau sembuh. Penggunaan jenis benang ini memberikan bekas luka yang minim atau tidak terlihat sehingga biasa digunakan untuk menjahit tubuh bagian luar. Akan tetapi pada beberapa kasus seperti tindakan operasi pada jantung, pembuluh darah dimana terdapat proses ritmatik membutuhkan benang yang dapat bertahan lama lebih dari 3 minggu, untuk memberikan waktu yang cukup bagi luka untuk sembuh. Contoh dari benang ini adalah benang polipropilene, nilon (ethilon), poliester, PVDF.
- Benang bedah yang dapat diabsorbsi
Benang bedah jenis ini dapat melarut oleh jaringan tubuh atau dapat terdegredasi ke dalam tubuh. Benang bedah ini terbuat dari bahan yang dapat larut ke dalam jaringan setelah beberapa hari (sekitar 10 sampai 8 minggu) tergantung dari bahan dasarnya. Keuntungan dari penggunaan jenis benang ini adalah tidak perlu dilakukan tindakan untuk mengambil kembali benang dari tubuh. Kekurangan penggunaan benang ini adalah memberikan bekas luka jahitan yang terlihat, oleh sebab itu benang ini digunakan pada bagian bawah kulit. Benang bedah yang terdegradasi ini dibuat dengan menggunakan usus domba, sehingga sering juga disebut dengan catgut. Benag gut saat ini dibuat khusus dari usus sapi maupun domba dan mungkin tanpa perlakuan apapun (plain gut), ada juga yang digelapkan dengan menggunakan garam kromium untuk meningkatkan kesamaannya dengan tubuh (chromic gut) atau diberi perlakuan-panas untuk mempercepat absorpsinya (fast gut). Pembuatan benang ini sekarang sudah dibuat dengan serat polimer sintetis yang memungkinkan untuk diuntai ataupun dijadikan benang monofilamen. Benang yang dibuat dari bahan sintetik lebih memberikan banyak keuntungan dibandingan dengan gut, lebih mudah digunakan, harganya lebih murah, raksi jaringan yang minimal dan tidak toksik. Contoh benang ini adalah benang asam poliglikolat (PGA), poliglaktin 910 (PGLA), catgut plain dan catgut chromic, polidioksanon (PDS).
- Benang bedah monofilamen dan multifilamen
Benang bedah multifilamen terbuat dari kumparan benang tipis yang kemudian diputar atau dikepang menjadi satu. Benang ini lebih mudah untuk diikat dibandingan dengan benang monofilamen. Namun benang ini mempunyai kekurangan yaitu menjadi tempat persembunyian dan perkembangan bakteri sehingga meningkatkan kejadian infeksi. Benang monofilamen tersusun atas satu benang saja, dan digunakan untuk menutup kulit yang mengalami luka dan beresiko terjadinya infeksi. Contoh benang multifilamen yaitu polipropilene, nilon (ethilon), catgut, polidioksanon. Sedangkan benang monofilamen contohnya adalah poliglaktin 910, benng PGA.
Berdasarkan pada diameternya, benang bedah terbagi menjadi beberapa ukuran berdasarkan pada bahan penyusunnya yaitu :
- Benang sintetik dan alami. Benang silk dan catgut merupakan benang bedah yang alami, sedangkan benang lainnya terbuat dari bahan sintetik.
- Benang salut dan tanpa salut
Benang salut bertujuan untuk menigkatkan sifatnya terutama pada saat proses penjahitan, sehingga memudahkan untuk melewati jaringan dan mengurangi reaksi pada jaringan. Bahan penyalut yang digunakan biasanya merupakan suaatu polimer yang lebih bio-kompatibel dibandingkan dengan bahan penyalut konvensial lain seperti beeswax, parafin ataupun gelatin. Contoh benang salut yaitu : benang PGA, catgut chromic, poliglaktin 910. Sedangkan benang tanpa salut contohnya adalah benang polipropilen monofilamen, monofilamen nilom, PVDF.
Macam-macam jarum dan benang yang digunakan untuk tindakan operasi bisa didapatkan melalui distributor alat kesehatan medicalogy.com yang memberikan berbagai merek dan tipe benang operasi dengan harga murah dan kualitas terjamin.