Mengenal Bakteri Clostridium difficile yang Menyerang Penyanyi Inul Daratista

Inul Daratista, salah satu diva dangdut Indonesia, baru-baru ini berbagi pengalaman memilukan setelah terinfeksi bakteri langka bernama Clostridium difficile (C. difficile). Mulanya, Diva dangdut Indonesia tersebut merasa bingung dan bertanya-tanya setelah mendengar diagnosis tersebut karena menurutnya selama ini ia menjalani gaya hidup sehat. Infeksi ini menyerang saluran pencernaan, menyebabkan gejala serius, dan memaksa Inul menjalani perawatan intensif di rumah sakit selama beberapa minggu. Lalu, apa itu infeksi bakteri Clostridium difficile?

 

Apa itu Clostridium difficile?

Screenshot 2024-11-27 201049

Clostridium difficile atau yang sering disebut dengan C. difficile atau C. diff adalah bakteri anaerobik yang biasanya hidup di usus besar. Menurut American College of Gastroenterology, antara 4% dan 15% orang dewasa yang sehat memiliki bakteri C. difficile di usus mereka. Namun, adanya bakteri lain yang hidup di dalam usus mampu membantu menjaga jumlah bakteri C. difficile tetap terkendali. Penyakit kesehatan akibat infeksi C. difficile sering terjadi setelah mengkonsumsi obat antibiotik. Selain itu, bakteri tersebut juga dapat berasal dari feses dan dapat menular. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Biasanya bakteri tersebut tidak aktif di luar usus besar tetapi, bisa mulai berkembang biak di usus halus. Kemudian, saat mencapai usus besar, bakteri tersebut dapat melepaskan racun yang merusak jaringan.

Gejala Infeksi

Screenshot 2024-11-27 201117

Gejala infeksi C. difficile biasanya muncul dalam kurun waktu 5 hingga 10 hari setelah mengkonsumsi antibiotik. Namun, tidak menutup kemungkinan pula gejala tersebut sudah muncul setelah hari pertama atau 3 bulan setelahnya. Gejala-gejala yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis infeksi, yaitu untuk gejala pada infeksi ringan hinga sedang dan ketika infeksi sudah parah.

  1. Infeksi ringan hingga sedang

Gejala yang biasanya ditimbulkan untuk klasifikasi infeksi ini dapat berupa diare berair hingga tiga kali atau bahkan lebih dalam sehari dengan durasi waktu lebih dari satu hari serta kram perut ringan.

  1. Infeksi parah

Gejala yang ditimbulkan untuk klasifikasi infeksi ini berupa diare sebanyak 10 hingga 15 kali dalam sehari, kram perut dan nyeri, denyut jantung cepat, dehidrasi, demam, mual, gagal ginjal, peningkatan jumlah sel darah putih, kehilangan selera makan, perut kembung, penurunan berat badan, serta adanya darah atau nanah pada tinja. Infeksi C. difficile yang sudah parah dapat mengakibatkan usus besar meradang dan membesar yang biasanya disebut dengan megakolon toksik. Hal tersebut, dapat mengakibatkan kondisi sepsis dimana tubuh akan merespon infeksi dengan cara merusak jaringannya sendiri. Namun, megakolon toksik dan sepsis tidak umum terjadi pada infeksi C. difficile.

Penyebab Infeksi Bakteri C. Difficile

Penyebab terjadinya infeksi bakteri C. difficile dapat terjadi melalui:

  1. Menyentuh benda yang terinfeksi

Infeksi bakteri ini dapat menular dari orang ke orang. Menyentuh benda yang telah bersentuhan dengan tinja dari orang yang menderita C. difficile mampu menularkan bakteri tersebut.

  1. Mengkonsumsi antibiotik

Antibiotik memang mampu melawan bakteri jahat yang ada di tubuh. Akan tetapi, ia tidak dapat selalu membedakan antara bakteri jahat dan baik sehingga, penggunaan obat ini berpotensi menghilangkan bakteri baik yang melindungi tubuh dari infeksi bakteri C. difficile.

Pencegahan Infeksi Bakteri C. Difficile

Screenshot 2024-11-27 201147

 Infeksi C. difficile dapat dicegah dengan cara:

  1. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air hangat
  2. Jangan mengkonsumsi antibiotik apabila tidak perlu
  3. Menjaga kebersihan terutama pada permukaan area yang sering digunakan

Pengalaman Inul Daratista

Inul mengalami gejala seperti kram hebat, kejang, menggigil, dan tubuh terasa sakit. Ia bahkan menggambarkan kondisinya sebagai “tidak karuan” akibat dampak infeksi ini. Selama masa pemulihan, ia dilarang melakukan aktivitas berat dan harus menghindari makanan tertentu seperti susu, kopi, roti, dan keju untuk mencegah iritasi lebih lanjut pada ususnya.

Infeksi ini kemungkinan disebabkan oleh paparan bakteri melalui makanan atau lingkungan tertentu, meskipun Inul sendiri mengaku menjaga pola hidup sehat. Infeksi C. difficile sering kali dikaitkan dengan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, terutama bagi pasien yang pernah menerima antibiotik atau memiliki sistem imun lemah. Pengalaman Inul mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga kesehatan usus dan mewaspadai gejala yang tidak biasa, terutama setelah penggunaan antibiotik.

Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *