Pernafasan bagi manusia merupakan salah satu tanda bahwa seseorang tersebut masih dalam keadaan hidup. Volume pernafasan setiap individu berbeda – beda satu dengan lainnya tergantung kondisi fisik serta aktivitas yang sedang dilakukan. Pada saat istirahat volume udara pernapasan manusia cenderung paling rendah, sedangkan volume udara pernapasan tertinggi dapat terjadi setelah kita menjalankan aktifitas fisik berat seperti berlari, berenang dan olahraga lain.
Dalam keadaan normal volume udara pernapasan sering disebut dengan tidal volume atau volume pasang yang memiliki besar sekitar 500 mililiter. Pada seorang pria muda volume pernapasan maksimal yang dapat dihembuskan sesudah menghirup udara secara maksimal atau yang disebut dengan kapasitas vital dimana dapat mencapai kurang lebih 4,5 liter. Bagi seorang wanita volume pernapasan maksimal hanya sekitar 3,5 liter.
Apa Itu Spirometer?
Spirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur aliran udara yang masuk dan juga keluar dari dalam paru-paru dan kemudian dicatat pada grafik volume per waktu. Spirometer terdiri dari tangki berisi air yang didalamnya terdapat tabung terbuka pada bagian bawahnya. Pada bagian samping tabung terdapat pipa yang pada ujungnya dapat ditiup ataupun dihirup dengan menggunakan mulut. Prinsip kerja yang digunakan dalam Spirometer adalah salah satu hukum fisika, Archimedes dan hukum newton. Volume tabung akan berkurang jika dihirup dan akan bertambah jika ditiup, perbedaan volume pada saat menghirup dan menghembuskan napas inilah yang digunakan untuk mengukur volume udara pernapasan pada seseorang. Pemeriksaan ini berguna untuk menilai bagaimana kapasitas paru-paru dan mendianogsis suatu penyakit yang diderita.
Alat Spirometri : Mulai dari Diagnosa Fungsi Paru hingga Mencegah Komplikasi
Spirometer memiliki berbagai macam, namum semuanya memiliki prinsip kerja yang sama dalam mengukur besarnya udara yang ditarik dan dihembuskan menggunakan mulut. Test yang menggunakan alat Spirometer dalam membantu mendiagnosa kondisi paru-paru disebut dengan sprirometri. Spirometri juga dapat membantu memonitor kerja dan respon paru-paru terhadap perawatan yang dilakukan. Selain itu Spirometri juga dilakukan untuk mengukur kemampuan paru-paru dalam menghenbuskan dan menarik napas yang dapat dipengaruhi oleh kemungkinan adanya penyakit seperti asma, fibrosis paru, obstruksi paru dan sistik. Pemeriksaan spirometri memiliki beberapa tujuan yaitu:
- Untuk mengetahui fungsi paru-paru, apakah berkerja secara normal, obstruksi, restriksi atau campuran. Jika terdapat masalah bisa langsung dicarikan solusi untuk mengatasinya.
- Untuk membantu seorang dokter dalam menentukan resiko saat operasi. Jadi jika kemungkinan resiko buruk terjadi saat operasi bisa dihindari.
- Untuk memprediksi kemungkinan adanya penyakit yang timbul di masa depan.
- Untuk mengetahui pengobatan yang telah dijalani bermanfaat atau tidak.
- Untuk mendiagnosa penyakit yang terjadi akibat pernapasan, seperti, asma dan penyakit paru-paru lainnya.
Sebelum melakukan spirometri, hidung pasien terlebih dulu ditutup menggunakan klip untuk memastikan hembusan napas tidak keluar melalui hidung saat dilakukannya tes. Untuk memperoleh hasil yang akurat test ini dilakukan dua hingga tiga kali dan dilakukan ditempat yang khusus. Tiga test pengukuran volume pernapasan menggunakan spirometer adalah:
- Volume udara paksa yang maksimum dalam 1 detik atau Force expiratory volume in one second (FEV1). FEV1 berguna untuk mengukur banyak udara yang bisa dihembuskan hanya dalam waktu satu detik saja. Jika paru-paru dan sistem pernapasan normal maka dapat menghembuskan hampir seluruh isi udara dalam paru-paru hanya dalam satu detik saja.
- Kapasitas vital paksa atau Force vital capacity (FVC).FVC adalah total udara yang bisa dihembuskan pada satu tarikan penuh napas.
- Perbandingan antara FEV1 dan FVC .Setelah FEV1 dan FVC dilakukan kemudian dibandingkan udara yang dapat dihembuskan atau ditarik dalam satu detik setiap satu kali bernapas secara penuh.
Inilah Alasan Spirometer Merupakan Alat yang Tepat untuk Tes Paru
Pasien Ini Tak Boleh Menggunakan Spirometer!
Spirometer merupakan alat yang tergolong rendah akan resiko. Namun ada kondisi dimana pasien tidak diperbolehkan melakukan tes menggunakan spirometer karena akan mengakibatkan sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam tes ini pasien diharuskan bernapas dengan sangat keras yang dapat meningkatkan tekanan pada perut, dada, dan juga mata. Kondisi pasien yang tidak dianjurkan melakukan spirometri adalah:
- Pernah menjalani operasi dibagian mata atau perut.
- Memiliki masalah pada jantung, pernah mengalami serangan jantung atau pernah mengalami stroke
- Ada sejumlah udara terperangkap dalam dinding paru-paru dan paru-paru luar
- Tidak stabilnya angina pectoris
- Pernah mengalami batuk berdarah dan tidak diketahui apa penyebabnya.(dwi)