Baru – baru ini dunia kesehatan dihebohkan dengan obesitas pada anak sekolah di kota Karawang. Arya , bocah 10 tahun anak dengan bobot 188 kg, membuatnya harus berhenti belajar di sekolah karena sulitnya untuk datang ketempat sekolah sehingga guru-gurunya yang mendatangi rumahnya. Arya merupakan siswa yang cukup pintar, dibuktikan dengan beberapa kali menjadi juara kelas. Hal ini sangat disayangkan dikarenakan asupan makan yang berlebihan menjadi penyebab utama dia mengalami obesitas.
Laporan Unicef, WHO, dan ASEAN menunjukan bahwa negara-negara di Asia Tenggara termasuk di Indonesia mempunyai ‘beban ganda’ – dengan sebagian anak obesitas dan sebagian lain kekurangan gizi.Sekitar 12% anak di Indonesia kelebihan berat badan dan 12% menderita kekurangan gizi. Risiko kelebihan berat badan salah satunya dipicu oleh banyaknya anak mengonsumsi ‘makanan tak bergizi atau ‘junk food’ dan minuman cepat saji dan kurangnya aktifitas fisik.
Penyebab obesitas
Obesitas biasanya terjadi jika kalori yang dikonsumsi lebih banyak daripada yang dibakar. Dalam kata lain, makan terlalu banyak dan berolahraga terlalu sedikit. Namun, selain itu terdapat beberapa faktor lainnya yang bisa menyebabkan obesitas, yaitu:
- Faktor Genetik
Obesitas cenderung terjadi dalam keluarga, atau secara keturunan. Jika salah satu orang tua memiliki berat badan berlebihan, maka sang anak juga memiliki resiko besar mengalami hal serupa. Memang tidak pasti, namun kecenderungan tersebut ada dan sering tampak dalam kehidupan dan lingkungan kita sehari-hari. Sebuah penelitian mengatakan bahwa jika ibu biologis mengalami obesitas, maka keturunannya memiliki peluang 75% mengalami obesitas juga.
- Faktor Usia
Semakin tua, kemampuan tubuh seseorang untuk memetabolisme makanan akan melambat, sehingga tubuh tidak membutuhkan terlalu banyak kalori untuk mengontrol berat badannya.
- Faktor Gender
Wanita cenderung mudah mengalami obesitas dibandingkan pria. Hal tersebut disebabkan karena pria memiliki tingkat metabolisme lebih tinggi daripada wanita, bahkan ketika beristirahat/tidur. Itu artinya pria membutuhkan lebih banyak kalori untuk tubuhnya. Sebagai tambahan, ketika wanita memasuki masa menopause tingkat metabolismenya semakin menurun. Karena itu cukup banyak wanita yang menjadi lebih gemuk setelah menopause.
- Faktor Lingkungan
Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga memegang pengaruh besar terhadap obesitas. Faktor lingkungan meliputi pola hidup atau kebiasaan sehari-hari, seperti apa yang dia konsumsi atau seberapa aktif seseorang setiap harinya.
- Aktivitas Fisik
Seseorang yang aktif secara fisik membutuhkan lebih banyak kalori daripada orang yang kurang aktif. Orang yang setiap harinya selalu aktif secara fisik akan membakar lebih banyak kalori, dan bahkan akan menggunakan lemak tubuh sebagai energi jika kalori dalam tubuhnya tidak mencukupi.
- Obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat-obatan juga bisa menyebabkan berat badan meningkat secara berlebihan, seperti steroid dan beberapa jenis obat antidepresan.
Resiko ketika mengalami obesitas
Berat badan yang berlebihan atau obesitas adalah ancaman berbahaya bagi kesehatan. Bukannya tanpa alasan, karena obesitas diasosiasikan dengan banyak penyakit. Obesitas bisa memicu banyak gangguan kesehatan dan komplikasi, di antaranya adalah:
- tekanan darah tinggi (hipertensi)
- diabetes tipe 2
- kolesterol tinggi
- penyakit jantung
- stroke
- gangguan pernapasan
- masalah tidur, misalnya ngorok atau sleep apnea
- dan lain sebagainya
Selain itu obesitas juga bisa mempengaruhi seseorang secara emosional. Terlebih lagi di zaman modern saat ini, hal tersebut terjadi sebagai efek dari perlakuan dan diskriminasi –baik langsung maupun tidak langsung– yang sering diterima oleh seseorang yang mengalami obesitas, baik dalam sekolah, bekerja, interaksi sosial, saat mencari pekerjaan, dan lain sebagainya.
Cara Menangani obesitas
Jika anda, atau orang yang dekat dengan anda memiliki indeks masa tubuh di atas 30 bisa dartikan mengalami (obesitas), maka temuilah dokter atau ahligizi Anda untuk berkonsultasi mengenai masalah tersebut serta untuk menyusun program untuk menurunkan berat badan. Obesitas mungkin saja bisa mempengaruhi psikologis atau emosional. Dengan menurunkan dan mengontrol berat badan, maka anda akan menurunkan resiko terserang berbagai penyakit degenaratif.
Memantau berat badan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Dalam pesan gizi seimbang diebutkan bahwa kita harus selalu memantau berat badan kita. Namun timbangan badan yang berfungsi sebagai alat kesehatan selalu jadi musuh terbesar orang yang sedang menjalani diet atau berusaha mengurangi berat badan.
Untuk mengetahui berat badan secara detail, cara yang lazim dilakukan adalah menggunakan timbangan. Selain untuk kesehatan, menimbang berat badan merupakan salah satu faktor penting terutama baik untuk wanita maupun pria. Manjemen berat badan dengan melakukan olahraga secara teratur dan mengatur pola makan disinyalir dapat mencegah terajdinya obesitas. Dengan selalu memonitoring berat badan membuat kita terus memnatau apa yang sebaiknya dikonsumsi dengan jumlah yang seimbang sesuai kebutuhan tubuh. Namun, dalam mengukur berat badan timbangan harus bisa memberikan pengukuran yang tepat dan akurat agar kita bisa tahu berapa berat badan kita. Berikut tips yang bisa Anda lakukan saat akan menimbang berat badan Anda agar didapatkan hasil yang akurat
- Kalibrasi / cek akurasi timbangan badan
Sebelum mengkalibrasi alat, pilih timbangan yang tepat untuk mengukur berat badan Anda. Hal ini harus dilakukan sebelum menimbang berat badan dan penting agar timbangan dapat mengukur berat badan dengan akurat. Untuk mengkalibrasi timbangan, Anda dapat menggunakan dumbbell atau alat lainnya untuk mengecek akurasi timbangan. Timbanglah dumbbell tersebut kemudian ambil selisih berat di timbangan dengan berat dumbbell yang sebenarnya.
- Melepas alas kaki saat menaiki timbangan
Dalam menimbang berat badan disarankan seminim mungkin Anda memakai baju, melepaskan perhiasan , jam tangan dan benda – benda yang memberatkan pada tubuh Anda. Hal ini sangat direkomendasikan agar tidak ada beban tambahan dan hasil pengukuran semakin akurat.
- Posisi Menimbang
Posisi saat Anda menimbang berat badan Anda juga perlu diperhatikan. Saat menaiki timbangan dengan tanpa beban tambahan ditubuh, posisikan dengan berdiri tegak memAndang lurus kedepan dan jangan menunduk. Ajaklah orang lain untuk melihat skala pada timbangan Anda, agar posisi Anda bisa tegak. Ketika posisi tidak tegak dan lurus akan mempengaruhi nilai skala pengukuran yang ada pada timbangan. Hal ini yang sering tidak diperhatikan dalam menimbang berat badan dan hasil yang didapatkan tidak akurat.
- Menimbang Berat Badan secara teratur
Timbanglah berat badan Anda setiap hari secara teratur agar Anda dapat mengetahui kemajuan berat badan Anda serta dapat mengontrol aktifitas serta makanan yang Anda konsumsi. Misalnya setiap pukul enam pagi. Catat perubahan berat badan setiap hari. Di akhir minggu, evaluasi dimana yang naik dan turun. Untuk melihat konsistensi berat badan Anda, bisa dengan menjumhlakan kemudian mencari rata-ratanya.
- Timbanglah berat badan Anda saat pagi hari
Waktu yang tepat untuk menimbang berat bAnda Anda adalah pagi hari. Karena pada pagi hari, perut dalam kondisi kosong sehingga dapat mengukur berat badan Anda yang sebenarnya. Jika Anda menimbang berat badan setelah makan, maka bisa dipastikan berat badan Anda akan meningkat dengan drastis.
Semoga dengan tips menimbang berat badan ini dapat membantu memantau berat badan Anda secara akurat. Selain mengukur berat badan setiap hari, jangan lupa juga untuk selalu berolahraga dan makan-makanan dengan gizi seimbang agar tubuh sehat dengan jiwa yang kuat. Jika Anda membutuhkan timbangan sebagai alat kesehatan, Anda dapat melihat katalog timbangan badan kami di www.medicalogy.com. Salam sehat! (tp)