Bagi seseorang yang melakukan penelitian tentu tidak asing dengan suatu alat yang bernama pipet. Biasanya pipet digunakan untuk membantu memasukkan cairan dalam jumlah kecil ke dalam suatu media. Pipet biasa digunakan di laboratorium baik itu dalam bidang kedokteran, biologi atau kimia. Terdapat berbagai macam jenis dan ukuran dari pipet tergantung tujuannya masing – masing.
Ada pipet yang dibentuk dari plastik ataupun kaca. Pada ujung pipet terdapat karet seperti bentuk pompa yang digunakan untuk menarik atau menghembuskan cairan yang masuk ke dalam pipa dari pipet tersebut. Keakuratan dari fungsi pipet itu sendiri tergantung dari jenis pipet tersebut. Biasanya penggunaan pipet kaca tersebut hanya mampu memindahkan cairan dengan volume tidak lebih dari 1 mL. Sedangkan untuk memindahkan cairan dengan volume lebih dari 1mL bahkan sampai 1000 mikroliter, orang – orang akan menggunakan mikropipet.
Pada awalnya pipet terbuat dari kaca, sebagian lagi dibuat dengan plastik yang dapat diremas, hal tersebut dibuat apabila terdapat cairan yang tidak dibutuhkan dalam pipet dapat dikeluarkan dengan diremas. Kemudian, seorang dokter asal Jerman yang bernama dr Heinrich Schnitger mematenkan sebuah Mikropipet pada tahun 1957 dan pada tahun 1961, Mikropipet mulai diproduksi secara komersial.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan presisi yang baik, seseorang cenderung menggunakan Mikropipet atau yang biasa disebut dengan pipet otomatis. Bila menggunakan Mikropipet, seseorang dapat mengatur berapa jumlah volume yang diperlukan selama masih dalam skala volume pipet tersebut. Walaupun pada setiap tempat yang memproduksi alat tersebut telah merancang pengaturannya dengan akurat, tetap saja sebuah Mikropipet harus dikalibarasi oleh laboratorium yang bila perlu laboratorium yang sudah terakreditasi.
Kalibrasi sangatlah penting untuk menjaga nilai standar. Sebuah laboratorium harus memeriksa ulang pengaturan yang sudah dipasang pada sebuah Mikropipet dan membandingkannya dengan nilai standar berdasarkan aturan yang sudah berlaku sebelumnya. Melakukan kallibrasi bukanlah perkara yang mudah, hal tersebut melibatkan banyak unsur prosedur, berbagai pihak serta jenis – jenis pipet lainnya sebagai tolak ukur. Ketelitian terhadap tepatnya volume cairan sebuah Mikropipet sangatlah diperhatikan, begitu pula seseorang yang menjadi operator harus mengikuti pelatihan khusus terhadap pengoperasian dan keakuratan penggunaan sebuah Mikropipet.
Mikropipet sendiri memiliki beberapa bagian penting diantaranya, Automatic Pipettor dan Pipette tips. Masing -masing bagian tersebut memiliki fungsi. Automatic Pipettor memiliki fungsi untuk memindahkan cairan dengan memompanya sesuai dengan volume yang sudah diatur, sedangkan Pipette tips adalah pasangan dari Mikropipet itu sendiri yang bertugas menampung cairan yang akan dipompa.
Penggunaan Mikropipet
Tahapan penggunaan Mikropipet dengan baik dan benar antara lain :
- Mengatur volume yang akan digunakan
- Memasang tip disposable
- Tekan penyedot hingga pembatas pertama
- Memasukkan tip ke dalam sampel
- Mengambil sampel yang akan digunakan
- Tahan
- Tarik bagian tip
- Keluarkan sampel
- Tarik bagian pipet
- Lepaskan tekanan pada penyedot
- Lepaskan bagian tip
Jenis dan macam – macam Mikropipet
Sesuai dengan ukurannya terdapat 3 jenis dasar dari mikropipet yang sering digunakan di laboratorium, yaitu
- Mikropipet P1000 digunakan untuk mengambil cairan pada volume berkisar 100 – 1000 µl
- Mikropipet P200 digunakan untuk mengambil cairan pada volume berkisar 20 – 200 µl
- Mikropipet P20 digunakan untuk mengambil cairan pada volume berkisar 2 – 20 µl
Terdapat beberapa saran agar mendapatkan hasil yang optimal saat menggunakan Mikropipet.
Hal – hal yang harus dihindari diantaranya:
- Apabila tidak terdapat tip diujung pipet, sebaiknya jangan digunakan.
- Tidak boleh ada larutan yang sampai masuk ke bagian dalam pipet, hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi.
- Menggunakan pipet dengan memutar volume melebihi ukuran yang paling maksimal dapat menyebabkan ketidakakuratan ukuran bahkan dapat merusak pipet tersebut.
- Jangan terlalu keras menekan tip saat memasangnya, namun jangan terlalu lemah juga, karena sewaktu – waktu akan menjatuhkan tip saat menggunakannya.
- Penekanan tombol pipet tidak melebihi batas normalnya karena jika tidak, akan menyebabkan pengambilan larutan yang berlebihan.
- Tombol penekanan jangan dilepas secara tiba – tiba ketika sedang mengambil larutan, hal tersebut akan berdampak masuknya larutan ke dalam pipet serta menyebabkan ukuran menjadi tidak akurat. Sebaiknya tombol dilepas secara perlahan – lahan.
Penggunaan Tip Pipet yang Baik
Apabila diperhatikan, akan terlihat bahwa semua tip pipet tampak seragam, namun tidak semua pipet akan cocok dengan semua tip yang tersedia. Untuk menentukan keakuratan dalam melakukan pemipetan, pemilihan tip sangatlah penting. Sebaiknya, penggunaan tip disesuaikan dengan merek yang sama dengan pipetnya. Namun, apabila tersedia tip yang berbeda dengan mereknya maka sebaiknya perhatikan hal – hal berikut:
- Tip yang akan digunakan harus bersih dan tidak mengandung partikel debu
- Bentuk dari bagian yang menempel ke pipet serta ujung dari tip harus benar-benar rapi dan halus
- Tampak bening, tembus cahaya atau transparant
- Kuat terhadap berbagai bahan-bahan kimia
- Memiliki keterangan untuk nomor identifikasi, nomor batch serta sertifikat mutu yang merupakan hal penting dalam menjamin kualitas dari sebuah tip
- Menggunakan kemasan yang sesuai, baik yang dikemas secara bulk, atau yang sudah rapi berjejer di dalam rak, serta ada juga yang sudah melakukan sterilisasi, dll
Cara Memasang Tip yang Benar
Cara memasang tip yang benar adalah tidak dengan diketuk – ketukkan dengan kuat agar terpasang kencang atau megencangkan dengan mendorongnya menggunakan tangan, namun cukup dengan memasukkan ujung pipet ke dalam sebuah tip tanpa mendorongnya, kemudian pipet tersebut diputar untuk memperkuat posisi dari tip ke dalam pipet tersebut. Selain itu, untuk pipet yang multichannel, cukup dengan menggoyangkannya sambil menekan ke arah kiri dan kanan, maka tip akan segerta terpasang.
Kontaminasi Saat Menggunakan Pipet
Saat menggunakan pipet dapat terjadi kontaminasi, berikut macam jenis, penyebab dan pencegahannya
- Kontaminasi dari Pipet ke Sampel.
Sebab: Menggunakan pipet atau tip yang sudah pernah terkontaminasi oleh suatu bahan.
Pencegahan: Lakukan sterilisasi pada bagian pipet yang akan kontak dengan sampel. Pergunakan tips yang masih steril, serta mengganti tip setiap kali akan berganti sampel.
- Kontaminasi dari Sampel ke Pipet.
Sebab: Sampel yang berasal dari sampel kontak yang telah memasuki bagian dari pipet.
Pencegahan: Pipet harus selalu disimpan dalam keadaan vertical, jangan diposisikan miring atau menggunakan filter tip.
- Kontaminasi dari Sampel ke Sampel.
Sebab: Saat mengambil sampel yang berbeda, menggunakan tip yang sudah pernah dipakai sebelumnya atau bekas.
Pencegahan: Setiap kali mengambil sampel yang berbeda dianjurkan selalu mengganti tip.
Oleh karena itu, apabila anda melakukan pekerjaan menggunakan sebuah Mikropipet, anda akan mendapatkan hasil yang akurat serta alat yang tidak mudah rusak dibandingkan menggunakan jenis pipet lain. Penggunaan pipet juga harus dilakukan dengan sangat hati – hati dan teliti serta memperhatikan tata cara yang baik dan benar, apabila melakukan kesalahan walau sedikit saja, maka akan berpengaruh terhadap hasil kerja, sehingga mengharuskan kita mengulang dari awal.(Arn)