Setiap kali kita sakit dan memilih dokter sebagai upaya kita untuk mendapat kesembuhan maka, obatlah yang akan diberikan untuk kita. Biasanya dokter tidak hanya memberikan obatnya saja tetapi juga ditambah dengan vitamin dan antibiotik. Tujuannya supaya sakit yang kita alami lebih cepat sembuh. Ada obat yang harus dihabiskan, ada obat yang harus diminum ketika sedang sakit saja. Nah, sisa obatnya bisa disimpan didalam freezer.
Dirumah sakit biasanya paramedis yang bertugas akan mempersipakan stok obat dalam jumlah yang sangat banyak. Karena akan dikonsumsi oleh banyak orang. Akan sangat merepotkan jika sebuah rumah sakit hanya mempunyai sedikit stok obat. Mengingat pasien yang datang silih berganti setiap hari. Jadi, rumah sakit atau apotik harus memiliki stok obat yang memadai minimal untuk sebulan konsumsi. Biasanya obat-obat itu akan disimpan disebuah tempat penyimpanan obat yang disebut dengan freezer obat.
Apa itu Freezer Obat?
Tidak berbeda jauh dengan freezer kita yang ada dirumah. Suhunya bisa mencapai -80°C, sangat dingin. Mesin ini tidak hanya akan digunakan sebagai mesin penyimpan obat tetapi juga sebagai penyimpan alat-alat farmasi dan alat-alat laboratorium.
Kenapa Harus Menggunakan Freezer Obat?
Obat-obatan yang disimpan dalam jangka waktu yang panjang perlu disimpan kedalam freezer. Meskipun ada tanggal kadaluarsa tetapi obat yang disimpan dalam tempat khusus akan lebih aman dari serangan bakteri atau debu. Dengan begitu, kualitas obat maupun alat-alat farmasi lain bisa terjaga dengan baik. Udara luar membawa bakteri dan virus yang bisa menyebabkan obat dan alat farmasi lain menjadi tidak steril.
Kita intip dulu bagaimana obat itu dibuat ya…
Sebenarnya obat-obatan dibuat dengan berbagai ukuran dan dosis yang sudah dihitung secara tepat oleh para ahli farmasi. Misalnya obat amoxicilin tidak hanya berisi amoxicilin saja tetapi juga ada bahan pengisi lainnya seperti pengisi, pengikat, dan penghancur tablet. Atau kalau pada sirup ada pemanis, pengawet, dan perasa juga yang semuanya diukur dalam perhitungan yang pas. Karena itulah obat harus diminum sesuai dosisnya.
Nah, ketika kita pergi klinik atau rumah sakit dan sudah menyelesaikan proses pemeriksaan maka kita akan mendapatkan resep obat. Lalu sampai dirumah kita akan memberikan obat kepada si sakit supaya menjadi sembuh. Selanjutnya adalah penyimpanan. Ada obat yang disimpan dalam suhu ruangan ini adalah suhu kebanyakan obat tapi juga ada obat yang harus disimpan didalam freezer.
Kesalahan penyimpanan obat bisa menjadi penyebab kerusakan pada obat itu sendiri. Misalnya obat yang disimpan dekat dengan mesin yang mengeluarkan panas seperti dispenser maka akan membuat obat terurai sehingga tidak bisa digunakan lagi. Sedangkan obat yang disimpan disuhu yang terlalu dingin akan mengganggu stabilitas obat kecuali obat-obat tertentu yang memang harus disimpan didalam freezer misalnya insulin yaitu obat untuk penderita diabetes, lalu suppositoria yaitu obat yang dimasukkan kedalam anus haruslah disimpan disuhu yang relatif dingin. Obat yang disimpan dengan cara yang salah akan terurai secara kimiawi karena suhu, udara, dan cahaya.
Obat yang Sudah Rusak Seperti Apa?
Obat yang rusak biasanya terlihat secara jelas perbedaannya dengan obat yang masih baik dikonsumsi. Tanda-tanda kerusakan yang terjadi misalnya obat yang berupa tablet menjadi berjamur. Obat yang berupa larutan atau sirup akan menjadi keruh. Tetapi ada juga obat yang hanya bisa dideteksi dengan menggunakan tes laboratorium karena obat ini ternyata tidak berubah baik bentuk ataupun baunya. Obat-obatan ini ternyata sudah kehilangan zat aktifnya sehingga sudah tidak bisa dikonsumsi lagi. Menurut aturan kandungan zat, sebuah obat masih boleh dikonsumsi ketika kadarnya menurun tidak lebih dari 10%. Jika sudah lebih dari 10 % maka sudah tidak bisa dikonsumsi lagi karena sudah melewati batas ambang penurunan kadar zat obat.
Obat diracik dan diukur dengan perhitungan dosis yang sesuai. Meski sudah ada zat pengawet, namun zat itu akan berkurang ketika obat sudah dibuka. Seperti misalnya pada sirup. Jika sudah dibuka maka obat akan bersentuhan dengan hal lain seperti pipet yang memang menurunkan kadar kualitas obat. Oleh karena itu, pipet harus dibersihkan dengan air hangat dan disimpan sampai benar-benar kering. Agar sewaktu dipakai kembali pipet dalam kondisi yang bersih.
Bagaimana cara menyimpan obat yang benar?
Obat harus disimpan dengan benar karena kita perlu menjaga kualitas dan kadar zat yang ada didalam obat itu sendiri. Cara menyimpan obat yang benar sebenarnya mudah.
1. Simpan obat dalam kemasan asli jangan mengganti kemasan obat dengan kemasan lain dalam bentuk apapun dan tempatkan obat dalam wadah tertutup rapat tanpa ada udara sedikitpun yang bisa menembus masuk.
2. Simpan obat pada suhu kamar bagi obat-obatan yang memang bertuliskan untuk disimpan dalam suhu kamar atau berdasarkan keterangan dokter bahwa obatnya harus disimpan dalam suhu kamar. Obat juga harus disimpan di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan karena akan menyebabkan zat didalam obat akan terurai karena panas cahaya matahari.
3. Simpan obat di tempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan. Jika sudah terjadi kerusakan maka obat sudah tidak boleh dikonsumsi lagi dan harus segera dihancurkan dan dibuang agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain.
4. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku sehingga akan sulit untuk dikonsumsi ulang karena harus menunggu obatnya mencair lagi, kecuali jika tertulis pada etiket obat bahwa obat itu harus disimpan didalam lemari pendingin.
5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak karena obat ini sudah tidak akan digunakan lagi dan akan berbahaya jika obat itu secara tidak sengaja dikonsumsi karena ketidaktahuan atau karena lupa. Karena itu, jika bukan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis maka obat yang sudah tidak lagi dikonsumsi karena sudah sembuh sebaiknya dihancurkan lalu dibuang.
6. Simpan obat ditempat yang tidak bsa dijangkau anak-anak misalnya dilaci lemari yang paling tinggi atau lengkapi dengan kunci agar anak-anak yang belum paham tidak bisa mengambil obat itu dan menggunakannya sebagai mainan.
Hati-hati dalam menyimpan obat. Tidak semua obat diperlakukan dengan cara yang sama. Karena setiap obat mempunyai kandungan zat yang berbeda-beda tergantung dari kegunaan obat itu sendiri. Ada obat yang bisa dikonsumsi dalam jangka panjang, ada juga obat yang harus segera dihabiskan. Begitupun penyimpanannya, ada yang harus disimpan di suhu kamar tetapi ada juga beberapa obat yang harus disimpan didalam freezer obat bahkan dengan suhu yang dingin.
Sebagai, konsumen kita harus berhati-hati baik dalam mengkonsumsi maupun menyimpan obat. Tanyakan kepada paramedis seperti dokter ataupun perawat bagaimana menyimpan obat yang sedang kita konsumsi agar hasilnya optimal dan tidak menimbulkan efek bahaya yang akan menyerang kesehatan kita.(khp)