Tidak terasa, Bulan Ramadan telah tiba. Suasana sahur yang dipenuhi suara anak-anak yang berteriak membangunkan sahur, keakraban dan nostalgia yang terasa dalam undangan berbuka puasa bersama, dan hiruk pikuk orang menjajakan dagangan dan takjil menjelang petang kembali hadir. Bulan Ramadan adalah bulan suci umat muslim yang diisi dengan berpuasa, yang merupakan salah satu kewajiban seorang muslim.
Berpuasa, pada prakteknya, adalah tidak makan dan minum sejak fajar hingga matahari terbenam, termasuk mengonsumsi obat secara oral dan menggunakan obat-obatan intravena (infus). Semua umat muslim wajib menjalankan puasa, kecuali dalam kondisi tertentu, seperti anak-anak, perempuan yang sedang menstruasi, hamil, atau sedang dalam masa nifas, orang-orang dengan gangguan mental, orang tua, dan orang yang memiliki kondisi medis, terutama penyakit kronis, yang dapat diperburuk dengan berpuasa.
Di antara banyak kondisi medis yang dapat dipengaruhi dengan berpuasa, beberapa yang menjadi pertimbangan adalah penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung dan pembuluh darah (terutama hipertensi), dan penyakit yang melibatkan saluran pernapasan, seperti asma. Diabetes mellitus menjadi pertimbangan karena keadaan berpuasa dapat menyebabkan keadaan hipoglikemia pada orang dengan diabetes mellitus, dengan gejala seperti gemetar, berkeringat, pucat, pandangan kabur, sulit berkonsentrasi, dan apabila terus berlangsung dapat menimbulkan hilang kesadaran bahkan koma. Keadaan hipoglikemia pada penderita diabetes mellitus dapat dicegah dengan konsumsi obat dengan rutin sebelum berpuasa. Penyakit jantung dan pembuluh darah dan penyakit asma juga menjadi pertimbangan karena kondisi berpuasa menyebabkan perubahan pada pola konsumsi obat sehingga dapat menimbulkan kumat, terutama pada penyakit asma yang tidak terkontrol. Sebagian besar masalah kesehatan yang dapat diperburuk dengan berpuasa ternyata berkaitan juga dengan konsumsi obat.
Ketiga penyakit tersebut adalah yang paling sering menjadi pertimbangan saat mengizinkan pasien berpuasa, namun bukan berarti pasien-pasien tersebut sama sekali tidak boleh berpuasa. Anda, sebagai seorang apoteker yang mengetahui seluk beluk mengenai obat, dapat memberikan beberapa nasihat untuk pasien dengan penyakit-penyakit kronis yang ingin berpuasa. Kira-kira apa saja ya, nasihatnya?
- Pasien dapat menemui dokter umum untuk berkonsultasi mengenai kondisi medisnya dan meminta penggantian jenis obat
Obat-obat yang tersedia biasanya terbagi atas 2 jenis, yaitu obat yang bekerja cepat atau lambat, serta obat yang dapat bekerja lama atau sebentar. Ada beberapa obat yang dapat meberikan efek lebih lama di tubuh dibanding dengan obat lainnya. Biasanya, dokter akan menyesuaikan pilihan obat, sehingga obat yang biasanya harus diminum 3 kali sehari dapat diganti dengan obat yang bisa dikonsumsi 2 kali saja, pada saat sahur dan berbuka, tanpa mengurangi efektivitasnya.
- Pasien tidak boleh memberhentikan atau mengganti obat dan takaran tanpa berkonsultasi dengan dokter dan apoteker
Biasanya, saat berpuasa orang akan cenderung mengubah takaran obat yang harus dikonsumsinya, misalnya obat yang harusnya diminum 3 kali sehari, bisa menjadi 2 kali sehari karena diminum saat sahur dan berbuka puasa saja, atau diminum 3 kali sehari namun intervalnya menjadi tidak beraturan. Hal ini tentu saja akan menurunkan efektivitas obat, sehingga hal-hal ini sebaiknya didiskusikan dengan dokter atau apoteker.
Meminum jenis dan merk obat yang sama dengan orang lain bukan berarti dosis yang sama. Dosis obat sangat erat hubungannya dengan penghitungan berat badan serta derajat keparahan penyakit, sehingga dosis adalah sesuatu yang spesial bagi setiap pasien – belum lagi jika yang dikonsumsi adalah obat yang dikombinasikan dengan obat lain atau obat racikan.
- Pasien dengan penyakit kronis, seperti diabetes mellitus, hipertensi, asma, yang membutuhkan beberapa macam obat dapat berpuasa
Asalkan telah berkonsultasi dengan dokter untuk mengganti jenis dan aturan pakai obat dan kondisinya dipastikan stabil. Pasien dengan penyakit-penyakit ini juga harus diberitahu agar membatalkan puasa apabila mengalami gejala hipoglikemia (lemas, gemetar, berkeringat, pucat, pandangan kabur, sulit berkonsentrasi) atau terjadi eksaserbasi (kumat), seperti sesak napas atau sakit kepala.
- Pasien dengan penyakit akut, seperti migraine, sakit gigi, atau infeksi dada dapat berpuasa
Asalkan dengan sepengetahuan dokter yang menangani dan gejala dapat dikendalikan dengan obat-obat yang dikonsumsi di luar waktu berpuasa.
- Pasien yang sedang dalam kondisi tidak stabil dan membutuhkan administrasi obat secara intensif sebaiknya tidak berpuasa
Hal ini dapat dimisalkan dengan kondisi pasien yang memiliki riwayat asma yang tidak terkontrol dan sering kumat bahkan tanpa aktivitas berat, pasien dengan diabetes mellitus yang membutuhkan administrasi insulin secara berkala, atau pasien dengan infeksi yang membutuhkan administrasi antibiotik secara intensif – dalam kasus ini berpuasa dapat memperburuk keadaan pasien, sehingga tidak dianjurkan.
- Pasien harus menyadari keadaan tubuhnya sendiri dan tahu kapan harus membatalkan puasa
Poin ini juga menjadi hal yang penting untuk disampaikan pada pasien karena banyak pasien yang seringkali menyangkan apabila membatalkan puasa padahal kondisi tubuhnya sudah tidak bisa berpuasa. Pastikan pasien tahu kapan harus berbuka puasa, seperti misalnya jika terjadi gejala hipoglikemia, sesak napas, atau sakit kepala.
Pada dasarnya, berpuasa adalah hal yang seharusnya menyehatkan tubuh apabila dilakukan dengan kondisi tubuh yang baik. Siapapun dapat berpuasa, termasuk mereka yang hidup dengan penyakit kronik dan konsumsi obat seumur hidup, asalkan kondisi mereka stabil dan konsumsi obat telah diatur sedemikian rupa agar dapat berdampingan dengan kegiatan puasa. Kuncinya adalah konsultasi dan mawas diri mengenai kemampuan berpuasa, ditunjang dengan diet yang cukup dan bernutrisi saat sahur dan berbuka puasa. Selamat menjalankan ibadah puasa! (ad)
Referensi:
- Fasting Of Person With Diabetes Mellitus During Ramadan: http://www.idb.hr/diabetologia/02no2-1.pdf
- Information for healthcare professionals on fasting and medicines during Ramadan: https://www.centrallondonhealthcare.co.uk/media/1109/information-for-healthcare-professionals-on-fasting-and-medicines-during-ramadan-may-2015-final.pdf
- How Pharmacist Can Support And Advise Patients During Ramadan: http://www.pharmaceutical-journal.com/learning/learning-article/how-pharmacists-can-support-and-advise-patients-during-ramadan/20201241.article
- Ramadan Health FAQs: http://www.nhs.uk/Livewell/Healthyramadan/Pages/faqs.aspx