Tahun 2022 lalu, Indonesia digegerkan dengan kemunculan kasus penyebaran virus monkeypox. Monkeypox (cacar monyet) adalah penyakit virus yang mirip dengan cacar manusia, tetapi disebabkan oleh virus monkeypox yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus. Cacar monyet bisa menyebar melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit dari hewan atau manusia yang terinfeksi, serta melalui benda-benda yang telah terkontaminasi oleh virus.
Penyakit ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1958 oleh sebuah laboratorium di Denmark ketika penyakit mirip cacar ditemukan pada monyet yang diimpor dari Malaysia untuk mendukung produksi vaksin polio. Pada tahun 1970, penemuan kasus klinis cacar monyet pertama pada manusia terjadi pada seorang anak laki-laki berusia 9 bulan di Republik Demokratik Kongo. Diduga bahwa penyakit tersebut menular ke manusia karena adanya kontak dekat dengan monyet atau hewan pengerat yang terinfeksi.
Mengenali Gejala Monkeypox (Cacar Monyet)
Gejala monkeypox biasanya muncul dalam 5-21 hari setelah terpapar virus. Gejala klinis pada manusia yang terinfeksi cacar monyet meliputi demam, sakit kepala hebat, lymphadenopathy (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, myalgia (nyeri otot), kekurangan energi, dan ruam pada kulit (terutama pada tangan dan wajah) yang kemudian berkembang menjadi lepuhan berisi cairan. Penyakit parah akibat monkeypox mecakup lesi yang lebih besar (terutama di mulut, mata, dan kelamin), infeksi paru-paru, dan komplikasi yang memengaruhi otak, jantung, dan paru-paru.
Dalam beberapa kasus, gejala monkeypox akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu dengan perawatan yang mendukung, seperti obat pereda nyeri atau demam. Penyakit ini dapat menjadi parah atau menyebabkan komplikasi bahkan kematian pada beberapa anak atau orang dewasa dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Bayi baru lahir, anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan defisiensi imun bawaan seperti penyakit HIV stadium lanjut mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit monkeypox. Orang dengan monkeypox parah memerlukan rawat inap dan obat antivirus untuk mengurangi keparahan lesi dan mempersingkat waktu pemulihan.
Langkah Pencegahan Penyebaran Monkeypox
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyebaran cacar monyet:
- Hindari Kontak dengan Hewan Terinfeksi: Menghindari kontak langsung dengan hewan liar, khususnya hewan pengerat dan primata yang sakit atau mati karena dapat menjadi pembawa virus. Semua makanan yang mengandung bagian atau daging hewan harus dimasak hingga matang sebelum dimakan. Jika virus menyebar di daerah Anda, bicarakan secara terbuka dengan orang-orang terdekat Anda tentang gejala yang mungkin dialami.
- Praktikkan Kebersihan yang Baik: Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir atau cairan antiseptic, terutama setelah kontak dengan hewan atau orang yang terpapar monkeypox.
- Gunakan Alat Pelindung Diri (APD): Saat merawat atau berada di dekat orang yang terinfeksi, gunakan masker, sarung tangan, dan pakaian pelindung untuk mencegah penyebaran virus. Jika Anda merasa tertular monkeypox, segera cari pertolongan medis dan lakukan isolasi mandiri hingga semua lesi dan bekas lukanya terlepas, dan lapisan kulit baru terbentuk. Hal ini akan mencegah Anda menularkan virus ke orang lain.
- Hindari Kontak Langsung dengan Penderita: Hindari kontak langsung dengan penderita cacar monyet, termasuk kontak dengan benda yang telah digunakan oleh mereka, seperti pakaian, tempat tidur, dan peralatan makan. Hindari juga melakukan hubungan seksual dengan penderita.
- Lakukan Vaksinasi: Terdapat dua jenis vaksin yang dapat digunakan yaitu, Vaksinasi Cacar (Smallpox) adalah vaksinasi cacar manusia diketahui memiliki perlindungan silang terhadap cacar monyet. Beberapa negara mungkin memberikan vaksinasi kepada orang-orang yang berisiko tinggi. Dan, Vaksin Monkeypox Spesifik atau vaksin khusus untuk monkeypox yang sedang dikembangkan dan diuji, meskipun belum tersedia secara luas.
- Lakukan Dukungan dan Edukasi Masyarakat. Edukasi dapat dilakukan dengan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat tentang cara penularan, gejala, dan pencegahan cacar monyet untuk mengurangi kepanikan dan misinformasi. Pemerintah dan otoritas kesehatan perlu meningkatkan pengawasan terhadap kasus cacar monyet, terutama di daerah yang berisiko tinggi atau telah terjadi penularan. Memastikan fasilitas kesehatan memiliki persediaan alat pelindung diri dan sumber daya untuk menangani kasus cacar monyet secara memadai.
Menghadapi cacar monyet membutuhkan kewaspadaan dan tindakan pencegahan yang tepat. Dengan memahami cara penularan, mengenali gejalanya, dan mengambil langkah-langkah pencegahan, penyebaran penyakit ini dapat diminimalisir. Selain itu, dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan tenaga kesehatan sangat penting dalam mencegah terjadinya wabah yang lebih besar.