Stunting pada Anak? Bunda Harus Tahu Cara Mencegahnya!

Malnutrisi kronis pada anak usia dini menyebabkan stunting yang dapat mempengaruhi perkembangan mental dan fisik anak. Stunting merupakan perlambatan pertumbuhan yang disebabkan oleh kurangnya makanan bergizi secara terus-menerus, perawatan ibu dan anak yang tidak memadai, maupun serangan penyakit yang sering terjadi. Stunting disebut juga sebagai kondisi anak yang memiliki panjang atau tinggi badan kurang dari rata-rata pada usianya. Akibat terjadinya stunting dapat berlangsung seumur hidup dan hasil kelahiran yang buruk berdampak pada generasi berikutnya. Penyebab terjadinya stunting dipengaruhi dua faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung.

Faktor langsung meliputi:

  1. Faktor makanan
    Rendahnya tingkat asupan gizi baik pada ibu hamil maupun anak dapat menyebabkan stunting.  Gizi buruk selama kehamilan, kelangkaan stok makanan, dan ekonomi keluarga merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada tumbuh kembang bayi dalam kandungan. Makanan bergizi tidak harus didapatkan dari makanan yang benilai mahal atau berbahan import.
  2. Penyakit bawaan
    Alergi susu sapi, penyakit jantung atau thalasemia, dan infeksi berulang seperti diare atau cacingan dapat menganggu penyerapan nutrisi pada pencernaan anak. Penyebab utama stunting bukan hanya penyakit bawaan tetapi kekurangan gizi baik dalam jangka panjang.
  3. Karakteristik anak (jenis kelamin laki-laki dan berat badan lahir rendah)
    Ciri-ciri anak mengalami stunting yaitu pertumbuhan tinggi badan melambat, berat badan kurang, pertumbuhan gigi melambat, kulit tidak sehat, rambut tidak sehat, kuku tidak sehat, keterlambatan pertumbuhan kognitif, dan mudah terserang penyakit.

Faktor tidak langsung meliputi:

  1. Pemberian ASI non-eksklusif
    Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif dan asupan gizi MPASI yang tidak seimbang dapat menyebabkan stunting, karena kandungan nutrisi ASI bagus untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak.
  2. Pelayanan kesehatan
    Peran tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang memadahi juga mempengaruhi tingkat stunting diwilayah tertentu.
  3. Kondisi lingkungan
    Perubahan iklim suatu negara dapat menghambat pengurangan kasus stunting. Hal ini karena suhu yang lebih tinggi dan perubahan pola curah hujan diperkirakan akan mengurangi hasil panen, mengurangi jumlah ketersediaan pangan, dan berpotensi mengubah kandungan nutrisi didalam makanan.
  4. Karakteristik keluarga (pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua)
    Rendahnya tingkat pendidikan orang tua khususnya pendidikan ibu, mempunyai kaitan erat dengan terjadinya stunting pada pertumbuhan anak. Pola asuh anak, ayah yang merokok, keadaan ekonomi keluarga, dan rendahnya pendidikan pengasuh merupakan faktor lain penyebab terjadinya stunting.
  5. Status ekonomi keluarga
    Status ekonomi rendah memiliki risiko lebih tinggi terjadi stunting pada anak, karena kesulitan dalam memberikan makanan bergizi, air bersih, sanitasi yang layak, dan layanan kesehatan.

Negara Ethiopia sebagai negara yang mayoritas penduduknya petani dan lebih dari 80% masyarakat Ethiopia tinggal di daerah pedesaan. Pencegahan stunting di Ethiopia terus menurun sejak awal tahun 1990-an dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Penurunan kasus stunting di Ethiopia merupakan yang paling stabil dan menunjukkan penurunan terbesar didunia. Mengingat faktor penentu stunting bersifat multifaktorial, maka upaya untuk mengurangi kasus stunting di tingkat penduduk memerlukan intervensi dari dalam maupun luar sektor kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting pada buah hati antara lain:

  1. Konsumsi makanan bergizi
    Mengonsumsi makanan bergizi dan seimbang merupakan langkah awal dalam pencegahan stunting pada anak. Tidak harus bernilai mahal berikan anak dengan makanan lokal seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, telur, hati ayam, ikan laut mapun ikan air tawar, buah, dan sayuran hijau.
  2. Imunisasi
    Imunisasi lengkap terhadap anak dapat menurunkan tingkat risiko terjadinya stunting. Imunisasi berperan dengan cara merangsang antibodi terhadap organisme tertentu, tanpa menyebabkan seseorang sakit terlebih dahulu. Anak dengan imunisasi lengkap memiliki kekebalan tubuh dan rentang terhadap penyakit.
  3. Vitamin A
    Mengonsumsi vitamin A dengan cukup terbukti mencegah terjadinya stunting.
  4. Layanan kesehatan yang memadahi
    Pengetahuan gizi dan nutrisi anak, bantuan persalinan oleh tenaga ahli, dan perawatan pasca melahirkan merupakan bentuk pendukung dalam pencegahan stunting.
  5. Pengaruh lingkungan sekitar
    Lingkungan tempat tinggal, pasokan air bersih, sanitasi yang layak, dan kebersihan lingkungan sekitar sebagai faktor yang perlu diperhatikan dalam  pencegahan terjadi stunting.
Dapatkan Update Terbaru Seputar Kesehatan!
Bergabunglah bersama subscribers lainnya untuk mendapatkan update dari kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *