Audiometer merupakan suatu alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan audiometri, yaitu pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat atau ambang batas pendengaran seseorang dan juga jenis gangguan pendengaran yang dialaminya (bila ada). Tujuan dari tes pendengaran dengan audiometer ini adalah untuk mengetahui derajat gangguan pendengaran/ketulian seseorang (ringan, sedang, atau berat), dan untuk mengetahui jenis tuli yang dialami oleh seseorang (tuli konduktif, tuli syaraf/sensorineural, atau tuli campuran).
Siapa Saja yang Dianjurkan Melakukan Tes Pendengaran?
Sebenarnya siapapun boleh melakukan tes pendengaran dengan audiometer ini. Tetapi yang lebih dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini adalah mereka dengan indikasi pemeriksaan seperti:
- Adanya penurunan pendengaran
- Telinga berbunyi dengung (tinitus)
- Rasa penuh di telinga
- Pernah memiliki riwayat keluar cairan dari telinga, riwayat terpapar bising, riwayat trauma pada telinga, riwayat pemakaian obat ototoksik, dan riwayat gangguan pendengaran pada keluarga
- Memiliki gangguan keseimbangan
Persiapan Sebelum Melakukan Tes Pendengaran dengan Audiometer
Sebelum melakukan tes pendengaran, pastikan segala kelengkapannya telah siap baik dari sarana ataupun peralatan audiometernya.
Persiapan Ruang Periksa:
- Pastikan ruang periksa benar-benar kedap suara (suara-suara dari luar tidak masuk dan bebas dari gema) dengan kekedapan maksimal 30 dB (desibel)
- Pastikan pula ruang periksa nyaman bagi pasien
- Jangan lupa untuk memasang penerangan yang cukup di dalam ruangan, sehingga bagi pasien dengan keluhan gangguan pendengaran yang berat akan terbantu untuk membaca bahasa tubuh atau ucapan dari pemeriksa
- Sebaiknya matikan atau kecilkan AC ataupun Fan agar suaranya tidak mengganggu proses pemeriksaan
- Tempatkan kursi pada posisi yang sesuai, pastikan pasien tidak melihat tangan pemeriksa sewaktu menekan tombol-tombol pada audiometer dan layar monitor (pada audiometer terkomputerisasi)
Persiapan alat:
Sebelum tes pendengaran berlangsung, pastikan audiometer dan segala bagian dari alat tersebut telah siap dan dapat dioperasikan, seperti:
- Headphone (sebagai air conductor), ingat jangan sampai terbalik untuk pemasangan headphone, warna merah untuk telinga kanan sedangkan warna biru untuk telinga kiri
- Switch indikator untuk memilih telinga yang ingin diperiksa (kanan atau kiri)
- Switch interuptor
- Indikator frekuensi, indikator nada yang disajikan, indikator intensitas, dan indikator perubahan fungsi audiometer
- Microphone
- Bone conductor
- Masking indikator
Bagaimana Cara Melakukan Tes Pendengaran dengan Audiometer?
- Sebelum tes pendengaran berlangsung pastikan segala persiapan telah lengkap termasuk ruang kedap suara dan audiometer sudah dalam posisi siap digunakan
- Pastikan pula pasien telah melepas segala aksesoris yang dapat mengganggu pemasangan headphone seperti anting, alat bantu dengar, dll. Selain itu periksa juga kebersihan telinga pasien karena hal ini dapat mempengaruhi hasil tes
- Pasang headphone pada pasien dengan tepat, yaitu warna merah untuk telinga kanan dan warna biru untuk telinga kiri. Pemasangan headphone untuk pemeriksaan air conduction (AC) sedangkan untuk pemeriksaan bone conduction (BC) pasanglah bone conductor ke telinga pasien
- Lakukan tes pendengaran terlebih dahulu pada telinga yang lebih baik/sehat. Bila semua telinga sehat maka awali dengan tes pendengaran pada telinga kanan
- Mulailah dengan memberikan bermacam-macam frekuensi dan intensitas suara kepada pasien. Instruksikan kepada pasien agar ia memberikan kode kepada pemeriksa baik ketika dapat mendengar ataupun tidak dapat mendengar berbagai tingkatan frekuensi dan intensitas suara yang diberikan
- Lalu batasan intensitas suara (dalam satuan dB) yang tidak dapat didengar lagi oleh pasien dicatat oleh pemeriksa. Pencatatannya dapat melalui program komputer atau diplot secara manual pada kertas grafik
Hasil Pemeriksaan
Untuk menilai derajat gangguan pendengaran/tuli pasien kisaran nilainya adalah:
- Normal = 0 – 25 dB
- Tuli Ringan = 26 – 40 dB
- Tuli Sedang = 41 – 60 dB
- Tuli Berat = 61 – 90 dB
- Sangat Berat = > 91 dB
Bila ada perbedaan ambang pendengaran > 10 dB, perbedaan ini disebut GAP.
Sedangkan untuk mengetahui jenis tuli yang dialami pasien kisaran nilainya adalah:
Normal:
- AC (Air Conduction) dan BC (Bone Conduction) sama atau kurang dari 25 dB
- AC dan BC berimpit, tidak ada GAP
Tuli Konduksi:
- BC normal atau kurang dari 25 dB
- AC lebih dari 25 dB
- Antara AC dan BC terdapat GAP
Tuli Sensorineural:
- AC lebih dari 25 dB
- BC lebih dari 25 dB
- AC dan BC berimpit/tidak ada GAP
Tuli Campur:
- BC lebih dari 25 dB
- AC lebih dari BC
- Terdapat GAP
Temukan beragam tipe audiometer hanya di website kesehatan terpercaya, Medicalogy.
(pf)