Jatuh dan patah tulang adalah resiko besar bagi lansia. Tulang pada lansia mulai menipis dan semakin rapuh dengan bertambahnya usia. Sekitar 75% kejadian patah tulang terjadi pada usia ≥ 65 tahun. Salah satu strategi untuk mencegah terjadinya patah tulang pada lansia yaitu pemberian suplementasi vitamin D.
Sebuah studi menyatakan bahwa konsumsi vitamin D dosis tinggi saja yang menurunkan resiko patah tulang secara signifikan, sebanyak 30% penurunan resiko patah tulang panggul dan 14% pada tulang non vertebral (selain tulang belakang). Penurunan resiko ini tidak dipengaruhi oleh kelompok usia atau jenis kelamin.
Studi ini juga menyatakan bahwa suplementasi vitamin ini dalam bentuk tablet yang dikombinasikan dengan kalsium dapat menurunkan resiko patah tulang hanya pada kelompok yang mengkonsumsi jumlah vitamin D tertinggi. Pada kelompok ini, jumlah suplementasi kalsium yang lebih rendah (≤ 1000 mg per hari) lebih memiliki pengaruh terhadap penurunan resiko patah tulang dibandingkan dengan jumlah yang lebih besar (≥ 1000 mg per hari).
Vitamin D mempengaruhi kekuatan tulang, dan semakin kuatnya tulang dapat memperkecil resiko untuk jatuh. Konsumsi vitamin ini dalam dosis tinggi memiliki beberapa efek samping yaitu mual, konstipasi (susah buang air besar) dan batu ginjal.
Institute of Medicine (IOM), menyarankan konsumsi vitamin D yang adekuat yaitu sebanyak 200 IU per hari untuk usia di bawah 50 tahun, sebanyak 400 IU untuk usia 51 – 70 tahun dan sebanyak 600 IU untuk usia di atas 71 tahun. IOM juga menyebutkan konsumsi vitamin D maksimal per harinya tidak lebih dari 2000 IU.
Meski begitu, banyak peneliti yang saat ini beranggapan bahwa pemberian vitamin D dalam dosis yang lebih tinggi tidak berbanding lurus dengan penurunan resiko patah tulang. Peneliti dikagetkan dengan hasil yang menyatakan bahwa orang yang mengkonsumsi tablet suplemen vitamin D 24.000 IU per bulan memiliki resiko patah tulang terendah (sekitar 48%) dibandingkan dengan yang mengkonsumsi dengan dosis lebih tinggi (sekitar 66.5%).
Dosis yang tepat untuk direkomendasikan dalam pencegahan patah tulang pada lansia masih diperdebatkan dalam kalangan peneliti. Yang terpenting saat ini, berhati-hatilah dalam beraktivitas bagi para lansia agar menjaga dirinya tetap tidak jatuh. Penggunaan alat bantu jalan atau kursi roda dapat membantu para lansia supaya terhindar dari jatuh.(ds)