Pemeriksaan dan Fungsi Spirometer – Spirometer adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru dan dicatat dalam grafik volume per waktu. Fungsi spirometer pada dasarnya untuk mengukur kerja paru-paru manusia. Alat ini akan mengukur volume statik dan volume dinamika dari paru paru. Spirometer adalah alat tes yang dapat membantu mendiagnosa berbagai kondisi paru-paru seperti yang paling umum adalah obstruksi paru-paru kronis. Spirometer juga dapat digunakan untuk memonitor kinerja paru-paru dan responnya terhadap perawatan yang sedang dilakukan. Spirometer mengukur kemampuan paru-paru saat anda bernapas dengan menarik dan meghembuskan nafas/udara. Kemampuan ini dipengaruhi oleh adanya penyakit dalam paru-paru seperti obstruksi paru-paru kronis dan asma.
Pemeriksaan spirometer sering dianggap sebagai pemeriksaan yang sederhana namun sebenarnya ini adalah pemeriksaan yang cukup kompleks. Variabilitas pemeriksaan Spirometer lebih besar daripada pemeriksaan yang lainnya karena dalam bernafas antara orang yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Karena itu sangat dibutuhkan koordinasi dan pemahaman yang baik antara teknisi dan pasien saat melakukan tes Spirometer agar mendapatkan hasil yang optimal. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil pemeriksaan Spirometer adalah pemeriksaan yang akurat, prosedur pemeriksaan yang baik, program pengendalian yang mutu dan berkelanjutan, nilai acuan yang tepat, dan algoritma interpretasi hasil yang baik
Fungsi Spirometer sangat banyak sehingga alat rumah sakit ini adalah salah satu alat yang bisa menjadi mitra dokter dalam memberikan layanan kesehatan paru-paru yang baik bagi pasien. Berikut ini fungsi Spirometer:
- Mengetahui fungsi kerja paru-paru, apakah statusnya normal, restriksi, obtruksi ataupun campuran
- Membantu dokter dalam menentukan resiko dari operasi bedah
- Kita bisa mengetahui kemungkinan penyakit atau kelainan yang ada di paru-paru
- Mengetahui manfaat dari pengobatan yang telah dilakukan
- Untuk mengetahui diagnosa penyakit seperti asma, penyakit paru-paru dan lain-lain
Spirometer merupakan pemeriksaan yang relatif mudah namun saat Anda akan mulai melakukan pemeriksaan Spirometer tentunya ada beberapa hal yang harus dipersiapkan antara lain :
- Operator, harus memiliki pengetahuan yang baik, dan tahu tujuan pemeriksaan dan mampu memberikan instruksi kepada pasien dengan benar
- Pemeriksaan alat, Spirometer harus telah dikalibrasi untuk volume dan arus udara minimal 1 kali seminggu
- Selama pemeriksaan operator/dokter harus mampu membuat pasiennya merasa nyaman
- Selain itu ruangan yang akan dipakai untuk tes Spirometer kondisinya harus mempunyai sistem ventilasi yang baik dan suhu udara normal
Pada dasarnya Spirometer mengukur jumlah dan kecepatan udara yang dihirup dan dihembuskan. Pengukurannya sendiri dengan mengunakan dua cara seperti, Forced expiration volume in one second (FEV1) yaitu mengukur banyaknya udara yang dihembuskan dalam waktu satu detik dan Force Vital Capacity (FVC) yaitu total udara yang dapat dihembuskan dalam satu tarikan nafas penuh
Hasil pemeriksaan Spirometer dapat membantu mendiagnosa empat hal yaitu:
- Paru-paru normal
Paru-paru dikatakan normal berdasarkan tes Spirometer pada umumnya tergantung dari usia, ukuran paru-paru dan jenis kelamin pasien. Nilai normal dapat diketahui dari daftar tabel nilai normal hasil spirometer.
- Paru –paru Obstruktif
Hal ini terjadi pada kondisi di mana penyempitan pada saluran pernafasan, umumnya terjadi pada kondisi asma dan penyakit paru-paru obstruksi kronis (COPD). Jika terjadi penyempitan saluran pernafasan, maka jumlah udara yang dapat dihembuskan dengan cepat akan berkurang
- Paru-paru Restriktif
Dikatakan paru-paru restriktif yaitu ketika nilai total udara yang dapat dihembuskan dalam satu tarikan nafas penuh lebih rendah dari nilai prediksi untuk usia, jenis kelamin, dan ukuran tubuh seseorang. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi jaringan paru-paru saat mengembang dan menahan sejumlah udara yang akan mengakibatkan fibrosis atau luka yang terjadi pada paru-paru.
- Kombinasi paru-paru obstruktif dan restriktif
Kondisi ini terjadi bila fibrosis sistik di mana terkumpul banyak lendir disaluran pernafasan yang menyebabkan penyempitan saluran pernafasan bahkan bisa mengakibatkan kerusakan jaringan paru-paru.
Resiko penggunaan alat Spirometer tergolong sangat rendah asal dilakukan dengan menggunakan prosedur yang benar. Tes dengan menggunakan Spirometer hanya dilakukan jika kondisi diagnosa paru-paru yang kurang jelas dan meskipun Spirometer dapat memberikan gambaran mengenai tipe, pola dan tingkat keparahan penyakit paru-paru namun alat ini tidak dapat digunakan untuk memberikan pola paru-paru dalam jangka panjang.(dwy)