Kebutuhan dan keseimbangan nutrisi harus didapatkan mulai dari nutrisi pada ibu hamil, agar tidak terjadi kekurangan nutrisi dalam tumbuh kembang janin hingga lahir dan tumbuh dewasa. Keseimbangan nutrisi yang dimiliki akan membentuk kekebalan tubuh pada seseorang agar tidak mudah terserang bakteri dan virus penyakit. Kebutuhan nutrisi yang dimaksud bukan dalam hal banyaknya porsi makan, namun ibu hamil memerlukan lebih banyak nutrisi, seperti mikronutrien dan makronutrien untuk mendukung kesehatan ibu dan janin. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi akibat kurangnya asupan nutrisi pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran bayi dengan berat lahir rendah dan stunting.
Kekurangan nutrisi lebih sering terjadi pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah dibandingkan pada anak yang lahir dengan berat badan normal. Berat badan lahir rendah yang disebabkan oleh hambatan pertumbuhan intrauterin dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan dan dapat mempengaruhi perkembangan dalam jangka panjang. Tubuh dan otak memerlukan karbohidrat, protein, dan lemak yang terkandung dalam ASI (Air Susu Ibu) sebagai sumber nutrisi. Selain itu, ASI dapat melindungi bayi dari masalah pencernaan karena proteinnya cepat diserap oleh usus dan membantu membentuk sistem kekebalan tubuh.
Keadaan terjadinya ketidakseimbangan nutrisi atau gizi dalam tubuh yang disebabkan oleh kelebihan atau kekurangan kalori, protein, lemak, vitamin, dan zat gizi lainnya disebut malnutrisi. Malnutrisi pada anak-anak menjadi suatu kondisi yang harus diwaspadai oleh orang tua terutama ibu. Infeksi dapat mengurangi nafsu makan pada anak. Namun tingkat konsumsi zat gizi yang rendah dan ketidakcukupan makanan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan malnutrisi. Pada anak usia sekolah terjadi kecepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial. Pada masa ini banyak masalah yang berdampak negatif terhadap kesehatan anak usia sekolah sehingga kebutuhan nutrisi anak tersebut cenderung kurang bahkan kelebihan atau obesitas.
Masalah yang biasa dihadapi pada anak usia sekolah yaitu kondisi perubahan pola makan. Anak-anak cenderung mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak namun rendah serat seperti makanan ringan. Kebutuhan nutrisi yang baik berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan anak, salah satunya yaitu meningkatkan kecerdasan. Oleh karena itu, untuk menunjang masa perkembangan dan pertumbuhan anak maka pada tahapan anak usia sekolah harus memberikan asupan makanan yang bergizi tinggi.
Kekurangan nutrisi atau malnutrisi dapat terjadi jika seseorang mengalami diare atau muntah secara terus menerus. Penyakit umum yang memperburuk nutrisi terserap tubuh antara lain diare, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), TBC (Tuberkulosis), campak, batuk berkepanjangan, malaria persisten, dan cacingan. Karena dengan terinfeksinya penyakit tersebut menyebabkan asupan nutrisi tidak terserap dengan baik oleh tubuh.
Lansia (lanjut usia) sangat rentan terhadap perubahan nutrisi. Kekurangan nutrisi pada usia lanjut memiliki konsekuensi negatif pada kesehatan, dapat mempengaruhi prognosis patologi yang berbeda, mengurangi kualitas hidup yang berhubungan dengan kesehatan, dan meningkatkan morbiditas/mortalitas di rumah sakit. Banyak faktor yang mempengaruhi penyerapan nutrisi pada lansia menjadi abnormal antara lain proses penuaan dikaitkan dengan berkurangnya nafsu makan dan pengeluaran energi ditambah dengan penurunan fungsi biologis dan fisiologis seperti berkurangnya massa tubuh tanpa lemak, perubahan tingkat sitokin dan hormon, perubahan regulasi elektrolit cairan, gigi yang berkurang, penundaan pengosongan lambung, berkurangnya indra penciuman dan indra perasa, penyakit kronis, faktor psikologis, depresi, sosial budaya, dan hidup sendiri.
Selain itu, dapat terjadi karena adanya perubahan-perubahan antara lain penurunan air liur, kultus dalam menelan, menunda pengosongan perut dan kerongkongan, serta menurunkan gastroin (gerakan testinal). Masalah-masalah tersebut dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi sehingga lansia termasuk golongan yang berpotensi rentang resiko kekurangan nutrisi.