Jahitan luka umumnya digunakan untuk memperbaiki jaringan dan mempercepat penyembuhan. Teknik yang digunakan, alat dan benang khusus untuk menjahit luka, dan jenis jarum spesifik yang digunakan akan berbeda bergantung dengan ukuran, jenis dan lokasi luka.
Respons jaringan pada cedera: tiga fase penyembuhan
Menurut School of Medicine, Boston University, saat mengalami cedera dan terdapat luka pada tubuh, tubuh akan berespons dengan cedera tersebut dan akan berusaha untuk menyembuhkan atau memulihkan kembali jaringan yang mengalami cedera dengan melalui tiga fase secara bertahap. Adapun ketiga fase penyembuhan jaringan tersebut yaitu:
- Hemostasis dan Inflamasi (peradangan)
Pada fase ini terjadi vasokonstriksi sementara yang diikuti dengan vasodilatasi serta peningkatan permeabilitas kapiler. Fase ini juga ditandai dengan dikeluarkannya sel – sel yang bertugas penting dalam inflamasi Neutrofil, sel yang memulai terjadinya fagositosis dan pertahanan terhadap mikroorganisme dan sel makrofage, sel yang berperan penting dalam penyembuhan luka karena makrofage bertugas dalam mengeluarkan mikroorganisme dan sel – sel yang telah mati
- Fibroplasia
Respons inflamasi menurun ketika pemicu inflamasi sudah dikeluarkan perlahan dari tubuh, dan pada hari kelima umumnya fase fibroplasia dimulai. Terdapat perpindahan fibroblast dan proliferasi yang dimediasi oleh berbagai faktor kemotaktik dan faktor pertumbuhan seperti fibronectin, C5A, PDGF, dan FGF. Fibroblast yang berada di tempat luka mulai mensintesis dan membuat proteoglycans, kolagen, dan elastin yang kemudian akan membuat penurunan secara bertahap pada ukuran luka. Selain itu, di area luka, juga mulai terbentuk pembuluh – pembuluh darah baru.
- Maturasi luka
Fase maturasi melibatkan perombakan luka sebagai akibat dari interaksi antara sintesis matriks dan degradasi. Pembuatan kolagen yang terjadi dengan seiring bergeraknya waktu, dapat meningkatkan waktu penyembuhan luka.
Dasar – dasar Penutupan Luka
Penutupan luka merupakan salah satu hal yang juga tidak boleh dilupakan dalam proses penyembuhan luka. Penutupan luka, berdasarka laman School of Medicine Boston University mempunyai beberapa dasar yaitu:
- Minimalisasi kontaminasi bakteri dengan mengirigasi luka dengan cairan Saline (NaCl) steril atau larutan Ringer yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat suntik berukuran 50 cc dengan jarum berukuran 16 atau 18 gauge. Luka berukuran kecil dengan sedikit kontaminasi dapat diirigasi dengan 100-200 cc cairan saline, sedangkan untuk luka yang lebih besar atau untuk luka dengan kontaminasi yang lebih banyak membutuhkan volume cairan saline yang lebih besar. Umumnya, antiseptik tidak digunakan untuk mengirigasi luka karena dapat mengganggu proses penyembuhan luka.
- Mengeluarkan benda asing dan mencapai hemostasis.
- Menangani jaringan dengan hati – hati dengan menggunakan fine-toothed forceps Penanganan jaringan dengan hati – hati dapat membuat tercapainya tujuan dari penutupan dan penyembuhan luka seperti tidak adanya infeksi dan fungsi kulit yang normal kembali.
- Saat menangani luka, perkirakan secara tepat jahitan di tiap batasan luka karena jika terlalu menarik, maka dapat menyebabkan iskemia pada batas luka dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Alat dan Bahan untuk Menjahit Luka
Menjahit luka merupakan salah satu cara menutup luka dengan beberapa tujuannya juga sudah dijelaskan sebelumnya. Tetapi, sebelum melaksanakan prosedur menjahit luka, beberapa alat dan bahan di bawah ini perlu disiapkan:
- Benang untuk jahitan luka yang kemudian dapat dibedakan menjadi benang yang tidak mudah terserap oleh tubuh seperti Prolene dan Mersilene atau benang yang dapat diserap oleh enzim tubuh atau dihidrolisis seperti Catgut, Vicryl, dan Monocryl Benang untuk jahitan luka ini juga dapat dibedakan menjadi monofilamen seperti Monocryl mempunyai keunggulan lebih sedikit friksi saat penjahitan dan risiko infeksi lebih kecil dan benang jahitan multifilamen seperti Mersilene lebih mudah untuk digunakan bila dibandingkan dengan benang jahitan monofilamen
- Jarum untuk jahitan luka yang kemudian dapat dibedakan menjadi taper needle yang umumnya digunakan untuk bagian tubuh yang mudah untuk dilakukan proses invasif seperti pembuluh darah dan cutting needle yang digunakan untuk melakukan prosedur invasif pada jaringan yang lebih kesat seperti kulit. Cutting needle sendiri dapat dibagi lagi menjadi cutting needle biasa dan reverse cutting needle.
- Scalpel dengan ukuran pisau pada scalpel yang umum digunakan adalah #10 yang lebih baik untuk membuat luka insisi yang lurus dan cukup panjang dan #15 untuk membuat insisi yang tidak terlalu panjang dan tidak lurus.
- Needle holder yang digunakan untuk memegang jarum selama proses menjahit luka karena jarum tersebut harus tetap steril sehingga dapat menurunkan risiko infeksi.
- Gunting khusus untuk prosedur menjahit luka
Proses Penjahitan Luka
Setelah alat dan bahan untuk prosedur menjahit luka, prosedur menjahit luka pun dapat dilaksanakan. Penjahitan luka saat ini umumnya menggunakan metode simple uninterrupted suture. Metode ini dilakukan dengan memasukkan jarum secara tegak lurus dengan permukaan kulit dan jarum dimasukkan hingga memasuki jaringan dermis. Setelah itu jarum diarahkan ke arah tempat pinggir luka lain berada dan kemudian jarum diarahkan menaik hingga jarum keluar dari pinggir luka yang berbeda dengan pinggir tempat masuk jarum berada. Lebar dari jahitan luka ini haruslah lebih lebar dibandingkan lebar luka tetapi lebar antara dua pinggir luka dengan tempat jahitan berada diusahakan agar sama.
Selain metode tersebut, terdapat banyak metode lain untuk menjahit luka. Menurut Medscape, beberapa metode lain untuk menjahit luka tersebut yaitu:
- Simple interrupted suture
- Simple running suture
- Running locked suture
- Vertical mattress suture
- Half-buried vertical mattress suture
- Pulley suture
- Far-near near-far modified vertical mattress sutures
- Horizontal mattress suture
- Half-buried horizontal suture
- Dermal-subdermal sutures
- Buried horizontal mattress suture
- Running horizontal mattress sutures
- Running subcuticular sutures
- Running subcutaneous suture
- Running subcutaneous corset plication stitch
Pelepasan benang jahitan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, beberapa benang yang digunakan untuk menjahit luka merupakan benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh dan sebagai akibatnya, benang – benang tersebut, setelah jangka waktu yang ditentukan atau setelah melihat perkembangan dari proses penyembuhan luka, dilepas dan walaupun pada beberapa kasus, benang tersebut tidaklah dilepas dari luka. Pada proses pelepasan benang jahitan, setelah pasien yakin dan siap untuk melakukan prosedur tersebut, jahitan pada luka akan dibersihkan dengan hidrogen peroksida. Setelah itu, salah satu ujung jahitan diangkat dengan bantuan forcep untuk kemudian dipotong dengan gunting khusus dan benang jahitan secara hati – hati diangkat dari bekas luka agar bagian benang yang tidak steril tidak mengenai bekas luka. Setelah benang jahitan diangkat, bekas luka akan diberikan perban khusus setelah prosedur pelepasan benang jahitan. (wm)
Demikianlah pembahasan Medicalogy mengenai mekanisme penutupan luka dan proses penjahitan luka.
Dapatkan informasi kesehatan menarik lainnya di website ini.